Awalnya Iseng, Aksesoris dan Tas Berbahan Limbah Plastik Karya Milenial Semarang Ini Tembus Pasar Mancanegara
Kreativitasnya juga membantu mengatasi masalah lingkungan.
Kreativitasnya juga membantu mengatasi masalah lingkungan.
Seorang perempuan milenial di Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah berhasil mengubah limbah plastik jadi beragam aksesoris dan tas bernilai seni tinggi. Siapa sangka, kreasi ini dulu bermula dari keisengan.
(Foto: Freepik teksomolika)
Deasy Esterina mengaku kerajinan dari limbah plastik yang ia hasilkan berawal dari keisengannya memanfaatkan sampah plastik di indekosnya saat kuliah. Saat itu, ia bingung karena punya banyak plastik bekas.
Selepas lulus kuliah pada 2014 lalu, ia mencoba membuat tas dari limbah plastik. Berkat ketekunannya, produk yang ia hasilkan dikenal banyak orang dari berbagai daerah. Bahkan, kini produknya juga diminati warga mancanegara.
(Foto: Instagram @kreskros.id)
Jika sebelumnya, Deasy hanya iseng memanfaatkan limbah plastik di indekosnya, kini ia sadar bisnis yang dijalankan berkontribusi pada pelestarian lingkungan. Ia mengaku prihatin karena Indonesia jadi salah satu negara penghasil sampah plastik terbesar di dunia.
(Foto: Freepik master1305)
Kini, di kediamannya di Ambarawa, Deasy memberdayakan sejumlah tetangganya untuk memproduksi aksesoris dan tas berbahan imbah plastik. Produk kerajinan itu laku di pasaran Jakarta hingga Australia.
(Foto: Instagram @kreskros.id)
Satu tas produksi Kreskros dibuat dalam waktu 2-3 hari. Pembuatan tas butuh ketelitian dan ketekunan. Pertama, limbah plastik disortir diambil yang kondisinya bagus. Selanjutnya, plastik dipotong kecil dan disambung menjadi rantai plastik sepanjang 100 meter.
Setiap produk yang dihasilkan tidak murni dibuat dari bahan plastik, tetapi dipadukan dengan bahan lain seperti kanvas. Setelah plastik dipadukan dengan bahan lain, tahap selanjutnya adalah perajutan dengan teknik crochet atau merenda. Usai dirajut, proses selanjutnya dijahit. Setelah menjadi bentuk jas, produk diperiksa untuk dipastikan tidak ada bagian yang cacat. Tahap terakhir adalah pengemasan.
Perempuan 32 tahun itu berencana mengembangkan sayap bisnisnya dengan membuat produk interior rumah dari sampah plastik. Hal ini sesuai dengan latar belakang pendidikannya di bidang arsitek interior.
Pasangan Ganjar Pranowo dan Mahfud MD memiliki tantangan besar untuk mendapatkan suara milenial dan Gen Z di Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaHasilnya, begitu tak terduga. Harga dari pedagang daging tersebut begitu terpaut jauh.
Baca SelengkapnyaMembakar sampah plastik menjadi salah satu cara yang sering dilakukan oleh masyarakat. Tapi, tindakan ini ternyata sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan.
Baca SelengkapnyaAgus Harimurti Yudhoyono bersama sang ayah Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri acara Parade Senja di Kemenhan.
Baca SelengkapnyaDukungan kepada pasangan capres dan cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD diyakini akan terus meningkat.
Baca SelengkapnyaPolisi masih memburu pelaku yang kabur setelah aksinya gagal.
Baca SelengkapnyaWarga Kalideres, Jakarta Barat digegerkan dengan penemuan mayat bayi terbungkus dalam kantong plastik.
Baca SelengkapnyaBPA adalah salah satu bahan baku pembentuk polikarbonat, jenis plastik keras yang di Indonesia masif digunakan industri air minum sebagai kemasan galon bermerek
Baca SelengkapnyaAdwil Kemendagri Amran mengungkapkan ada yang spesial tahun ini dimana ada satu kepala dinas yang mendapatkan tanda kehormatan Satyalancana Wira Karya.
Baca Selengkapnya