Ini penyebab jutaan ikan di Pantai Ancol mati misterius
Merdeka.com - Jutaan ikan mati dan terdampar di Pantai Ancol. Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta sudah mengambil sampel beberapa ikan yang mati dan air di Pantai Ancol untuk diteliti.
"Hasilnya mungkin dua sampai tiga hari ini untuk diketahui penyebab ikan-ikan itu mati," kata Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Darjamuni Taseda, kepada merdeka.com, Rabu (1/12).
Menurut analisanya sementara, ada tiga hal yang menyebabkan ikan-ikan itu. Dugaan pertama kali naiknya sedimen bawah laut akibat perbedaan suhu yang tinggi.
"Jadi sedimen yang berupa endapan sulfur dan fosfor naik dan meracuni ikan-ikan itu," tambahnya.
Dugaan lagi karena Blooming Algae di mana terjadi perubahan oksigen antara Alga dan ikan sehingga ikan kalah. Serta dugaan lain bisa karena pencemaran air.
"Tapi dugaan kuat kita ini karena sedimen permukaan bawah laut yang naik. Karenakan hari Minggu kemarin hujan besar, nah menyebabkan perbedaan suhu cukup tinggi di permukaan dan di sadar laut. Makanya sebenarnya ikan itu sudah mulai mati pada Minggu malam, dan ini kaya kejadian di 2013 lalu. Tapi kita tunggu hasil lab untuk pastinya penyebab ikan-ikan itu mati," tambahnya.
Dia mengaku sempat kaget dengan kabar kematian jutaan ikan di Ancol, sebab di daerah pesisir lainnya tak mengalami hal serupa. Itu sebabnya, sambil menunggu hasil lab dia meminta warga sekitar tak ada yang coba-coba mengambil ikan mati tersebut untuk dikonsumsi.
"Nah ini jadi tanda tanya, kenapa kok di Ancol saja, kemudian ikan yang mati bukan hanya ikan di permukaan saja tapi ikan-ikan yang dasar di dasar juga. Temuan ini perkuat dugaan saya ini karena sedimen bawah laut yang naik karena perbedaan suhu itu tadi. Oleh sebab itu saya imbau masyarakat jangan coba-coba konsumsi ikan yang mati kita belum tahu sebabnya apa, kita pantau," jelasnya.
Saat ditanya berapa lama dampak yang timbul akibat naiknya sedimen bawah laut, dia menegaskan hal itu hanya terjadi di awal peralihan musim kemarau ke penghujan. Setelah itu akan berjalan normal.
"Nah kalau bukan karena itu (sedimen naik), berarti ada sebab lain dan sekarang kita terus pantau serta selidiki," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain terjadi di telapak kaki, mata ikan juga bisa muncul di jari tangan.
Baca SelengkapnyaIkan ini juga disebut "fosil hidup" karena masih eksis sejak jutaan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaBila sebelumnya paling banyak menghasilkan Rp1,5 juta, dia mengaku kali ini ada puluhan ikan peliharaannya itu diborong pembeli.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Penampakan ikan mas terbesar yang pernah ditangkap, beratnya mencapai 50 kg lebih.
Baca SelengkapnyaCuma dengan 2 bahan ini, bau tanah menyengat pada ikan patin dapat dinetralisir secara sempurna. Ini dia langkah-langkahnya.
Baca SelengkapnyaAturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaFosil ikan purba ini ditemukan pada 2004 dan para ilmuwan merekonstruksi kerangkanya.
Baca SelengkapnyaFosil ini terawetkan dengan baik karena terkubur di dalam sedimen.
Baca SelengkapnyaKeberadaan hewan ini terkahir kali diketahui sudah lebih dari 150 tahun yang lalu.
Baca Selengkapnya