Bleduran Jadi Permainan Anak-anak Betawi Khas Ramadan, Konon Terinspirasi Meriam di Zaman Belanda
Diperlukan sebilah bambu besar untuk memainkan bleduran. Batang bambu tersebut lantas diberi karbit serta sedikit air atau minyak tanah, untuk menghasilkan penguapan.
Hasil dari reaksi dua zat tersebut mampu mengeluarkan ledakan yang seru untuk disaksikan.
Warga di pinggiran Kota Jakarta masih mempertahankan tradisi turun temurun ini. Konon, bleduran sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda dan menjadi hiburan rakyat yang murah meriah. Berikut selengkapnya.
Terdapat Jam Khusus untuk Bermain Bleduran
Mengutip laman Pemprov DKI Jakarta, bleduran sebenarnya tak bisa dimainkan sembarangan. Warga atau anak-anak akan memulai tradisi ini setelah salat asar, atau di waktu ngabuburit menunggu waktu berbuka.
Namun tak jarang bleduran dimainkan setelah salat tarawih, sampai menjelang sahur tiba. Ini jadi cara anak-anak setempat menikmati suasana malam di bulan Ramadan sembari menunggu giliran mengaji di masjid.
Walaupun menimbulkan ledakan, namun suaranya tidak begitu besar dan masih terbilang aman di telinga.
berita untuk kamu.
Dimainkan di Lahan Kosong
Di masa silam, wilayah Jakarta masih dipenuhi lahan-lahan kosong. Lokasi inilah yang dijadikan tempat untuk bermain bleduran oleh anak-anak Betawi.
Tanah-tanah kosong ini biasanya berupa lapangan desa, sekitar area masjid, lahan persawahan sampai kebun milik warga.
Permainan bleduran juga bisa menarik minat banyak masyarakat, sehingga ramai didatangi warga yang penasaran dengan permainan tradisional tersebut.
Cara Bermain Bleduran
Merujuk majalah digital Jakita, terdapat sejumlah tata cara untuk bermain bleduran. Pertama bisa disiapkan bambu yang sudah tua berdiameter 10 sampai 17 sentimeter, serta panjang 1 meter.
Pastikan bagian belakang bambu tertutup, lalu dilubangi bagian atasnya. Setelah siap, masukan beberapa buah potongan karbit kecil beserta sedikit air atau minyak tanah.
Kemudian tutup lubang depan dengan kain dan tunggu beberapa saat. Setelah kurang lebih 5 menit, lubang di belakang bambu bisa disulut oleh api dari kayu panjang yang dibakar agar lebih aman saat memainkannya.
Terinspirasi dari Meriam Belanda
Tidak ada yang tahu persis kapan bleduran pertama kali ditemukan. Ini karena permainan ini sudah identik dengan masyarakat Betawi secara turun temurun, dan asal usulnya hanya berdasarkan informasi secara lisan.
Namun menurut salah satu seniman Betawi, Didit, bleduran diperkirakan sudah dimainkan anak-anak di masa penjajahan. Ini bisa dilihat dari kemungkinan anak-anak saat itu yang banyak menyaksikan meriam untuk penunjang perang Belanda.
Secara bentuk, Bleduran juga mirip dengan meriam yang berbentuk memanjang dan mengarah sedikit vertikal.
“Karena dulu meriam Belanda biasa dilihat anak-anak, jadi dimungkinkan terinspirasi dari situ,” terang pemerhati seni yang kini berusia 61 tahun itu.
- Nurul Diva Kautsar
Dengan permainan ini, Anda akan dipaksa untuk berpikir kreatif untuk membalas pantun yang dilontarkan teman Anda.
Baca SelengkapnyaTebak-tebakan benda adalah permainan yang bermanfaat untuk anak.
Baca SelengkapnyaJenderal bintang dua ini memastikan pelaku tawuran bakalan salat ied di dalam sel
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bukan hanya memicu kreativitas serta imajinasi, bermain tebak-tebakan lucu bisa mendatangkan hiburan tersendiri untuk siapa saja yang memainkannya.
Baca SelengkapnyaBlewah merupakan buah yang bisa menjadi takjil pada saat buka puasa.
Baca SelengkapnyaBerbalas pantun adalah cara yang menarik dan menghibur untuk bermain dengan pantun.
Baca SelengkapnyaDua balon karakter berukuran raksasa yang menduduki gedung Mal Cartensz, Gading Serpong, Tangerang membuat heboh pengguna jalan
Baca SelengkapnyaAyu Dewi mengaku selalu ada cerita seru setiap kali bulan Ramadan tiba. Salah satunya adalah momen saat harus membangunkan anggota keluarganya.
Baca SelengkapnyaBegini momen seorang bocah laki-laki didatangi macan tutul saat asyik main game.
Baca Selengkapnya