Bangkitnya Penjual Manisan Cianjur Usai Dua Tahun Pandemi, Sehari Kantongi Rp10 Juta
Merdeka.com - Manisan buah asal Cianjur menjadi oleh-oleh yang banyak diburu wisatawan selama musim mudik dan arus balik Lebaran tahun 2022 ini. Menurut penjual, pihaknya bisa mengantongi omzet hingga Rp10 juta per hari dengan total penjualan mencapai 200 hingga 300 kilogram manisan.
Salah seorang pemilik toko manisan Cianjur, Wawan, mengatakan jika peningkatan penjualan mulai terasa sejak dua pekan sebelum hari raya Idulfitri hingga hari ini.
"Setiap hari selama libur hari raya, omzet yang kami dapatkan per hari bisa mencapai Rp10 juta, ini peningkatan yang cukup tinggi dibandingkan dua tahun terakhir, kami bisa menjual sampai 300 kilogram manisan," kata pria penjual dan pemilik toko manisan Alam Sari di Jalan Dr Muwardi-By Pass, Cianjur, Minggu (8/5).
Manisan Hanya Laku 10 Kg saat Masa Pandemi
Manisan Cianjur ©2022 Liputan6 / Merdeka.com
Saat pandemi dua tahun ke belakang, Wawan merasakan penurunan penjualan yang cukup signifikan. Terhitung penjualan hanya mampu bertahan di angka 10 hingga 20 Kg saja.
Untuk saat ini, imbuhnya, ia bisa kembali menjual dengan jumlah yang besar. Dan untuk menutupi kebutuhan, pihaknya juga menambah stok lebih karena penjualan diprediksi masih tetap tinggi karena sudah tidak ada lagi penyekatan dan pembatasan (PPKM).
"Harapan kami penjualan terus meningkat, pandemi usai dan ekonomi kembali pulih karena selama pandemi, kami pedagang manisan sangat terdampak karena setiap harinya sepi pembeli, bahkan beberapa pekan hanya bisa menjual 10 sampai 20 kilogram manisan saja," katanya.
Manisan Mangga hingga Kelapa Jadi Buruan Pemudik
Sejumlah varian manisan seperti mangga, salak, kedondong, kolang-kaling dan kelapa menjadi yang paling banyak diminati. Rata-rata pembeli akan membawanya sebagai buah tangan asli Cianjur untuk dinikmati bersama keluarga di kota/kabupaten tujuan di Jawa Barat.
Menurut penjual, tak jarang pemudik juga memborong kudapan bercita-rasa manis segar itu untuk dibagikan ke tetangga seperti halnya pemudik tujuan Jakarta bernama Rita
"Selain untuk dibagikan ke tetangga, saya membeli manisan hingga puluhan kilogram pesanan teman sekantor. Merasa kurang saja kalau tidak belanja manisan kalau pulang kampung ke Cianjur," terang Rita.
Titik Kebangkitan Ekonomi
Sementara itu, Wakil Bupati Cianjur, TB Mulyana Syachrudin, menilai libur panjang Lebaran Idulfitri menjadi titik balik kebangkitan ekonomi di Cianjur usai terpuruk selama masa pandemi Covid-19. Direncanakan, setelah lebaran berbagai promosi akan digencarkan termasuk di komoditas manisan.
Ia berharap pemulihan ekonomi segera terlaksana, sehingga berbagai produk asli Cianjur mampu masuk ke pameran di tingkat nasional
"Kita akan menggelar berbagai kegiatan untuk mendongkrak kembali perekonomian, mulai dari promosi tempat wisata hingga oleh-oleh khas Cianjur serta produk unggulan UMKM. Harapan kami pemulihan ekonomi dapat cepat dilakukan setelah libur hari raya," katanya, melansir dari Antara.
(mdk/nrd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di Kudus, penjual intip ketan sudah jarang ditemui. Bisa dibilang makanan tradisional ini kini sangat langka.
Baca SelengkapnyaMakanan itu terbuat dari campuran parutan kelapa dan gula Jawa sehingga menghasilkan cita rasa yang manis dan legit
Baca SelengkapnyaGanjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Cincau Pacitan ini terjual hingga Bali dan Pekanbaru
Baca SelengkapnyaMengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional harga beras di Papua Tengah pernah mencapai Rp36.130 per kg di 10 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaSempat kerja di Bandara Soekarno-Hatta selama dua tahun, Opi memutuskan buat banting setir berjualan bakso ikan dengan gerobak.
Baca SelengkapnyaPara menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang rekomendasi makanan musang yang paling disukai, dan ampuh bikin hewan peliharaan jadi gemuk.
Baca SelengkapnyaSalah satu camilan khas dari Payakumbuh ini mirip seperti dodol atau jenang yang populer di Pulau Jawa.
Baca Selengkapnya