Penyebab gagalnya pemimpin yang terlalu percaya diri

Merdeka.com - Seorang pemimpin dituntut untuk berani mengambil keputusan besar. Keputusan tersebut tentu berdampak bagi semua orang yang berada di bawahnya. Namun, sikap pemimpin yang terlalu percaya diri ternyata bisa merugikan diri mereka sendiri. Berikut adalah tiga hal yang membuat pemimpin yang terlalu percaya diri akhirnya gagal, seperti dilansir Forbes.

1. Estimasi yang berlebihan

Estimasi yang berlebihan terhadap suatu hal atau keputusan terkadang dapat merugikan diri sendiri. Sikap pemimpin yang demikian cenderung membuat mereka menaruh kepercayaan terlalu besar pada keputusan dan kepiawaian mereka.

Setiap orang pasti merasakan situasi berbeda, dan interpretasi Anda mungkin bisa salah. Jadi, carilah keragaman perspektif dan pendapat dari sudut pandang orang lain, mengumpulkan informasi tambahan, dan menggunakan informasi yang sistematis.

2. Mengabaikan atau tidak mencari informasi lain

Banyak pemimpin cenderung bersikap berlebihan ketika berhasil mengumpulkan data atau analisis yang mendukung teori mereka. Ketika membuat sebuah keputusan yang penting, Anda harus mengembangkan kepekaan Anda secara aktif untuk mencari informasi yang mungkin bertentangan dengan kesimpulan Anda dan tahu cara menghadapinya.

3. Kesuksesan masa lalu

Kita sering tergantung pada kesuksesan atau kejayaan masa lalu. John Kotter, profesor emeritus di Harvard Business School, baru-baru ini mengatakan bahwa kegagalan Kodak dalam mengembangkan perusahaannya adalah karena adanya kepuasan atas kesuksesan masa lalu. Bahkan, perusahaan telah berhenti untuk terus berinovasi dan menciptakan perubahan pasar. Kepuasan kadang membutakan mata seseorang dan menghentikannya untuk berkembang.

Inilah tiga hal penting yang wajib diketahui setiap pemimpin, terutama sebelum mengambil keputusan. Kesuksesan tidak berakhir di satu titik, melainkan menunggu untuk menjadi garis panjang yang tersusun dari banyak titik. Jika Anda berhenti di satu titik, maka Anda tidak akan memiliki garis yang panjang.