Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menurut Penelitian, 7 Faktor Ini Menandakan Pernikahan Tak Bakal Langgeng

Menurut Penelitian, 7 Faktor Ini Menandakan Pernikahan Tak Bakal Langgeng Ilustrasi pernikahan. ©2018 Merdeka.com/Pixabay

Merdeka.com - Ketika satu pasangan mengucap ijab kabul di depan penghulu, tentunya mereka tidak mengharap pernikahan mereka akan berakhir. Setiap orang ingin pernikahan yang langgeng dan tahan menghadapi badai ujian rumah tangga hingga tubuh lapuk dimakan usia. Namun bisa jadi para tamu yang hadir tak berpikiran sama.

Kita semua pasti pernah mengenal setidaknya satu pasangan yang memiliki hubungan penuh masalah hingga kita diam-diam berharap keduanya putus saja. Namun entah bagaimana pasangan ini justru memutuskan untuk menikah dengan harapan pernikahan akan membuat hubungan mereka lebih adem. Tentu saja sebagian besar pasangan ini tidak berhasil mengarungi bahtera rumah tangga pada akhirnya. Seakan-akan hubungan tersebut sudah ditakdirkan untuk karam sejak awal.

Ada banyak faktor yang kadang membuat kita bisa memprediksi dengan tepat bahwa pasangan A atau B akan bercerai dalam waktu beberapa tahun. Lalu apa kata sains? Ternyata ada beberapa penelitian yang mengungkap faktor-faktor penentu kelanggengan hubungan pasangan yang menikah. Dilansir YourTango, sejumlah tim peneliti menemukan bukti bahwa beberapa hal paling tak terduga bisa menjadi pertanda bahwa pernikahan tak akan langgeng.

Hubungan diwarnai kekerasan verbal sejak awal

Gottman Institute dikenal mampu memprediksi perceraian atau perkawinan dengan KDRT dengan tingkat akurasi 90 persen. John Gottman, kepala lembaga institut mengklaim bahwa kekerasan verbal adalah prediktor nomor satu dari pernikahan yang buruk, belum lagi perceraian. Sedihnya, sekali kekerasan berakar dalam suatu hubungan, biasanya hubungan itu tidak dapat diselamatkan lagi.

Menikah di usia remaja

Meskipun selalu ada pengecualian, penelitian menunjukkan bahwa peluang pernikahan terbaik terjadi antara usia 20 dan 32 tahun. Jika Anda menikah terlalu muda, Anda cenderung kehilangan kesamaan atau bahkan rasa cinta kepada pasangan seiring pertambahan umur. Pasalnya pernikahan itu sendiri dilakukan saat kedua pasangan belum mencapai kematangan dalam berpikir maupun bertindak.

Pengantin pria tidak bekerja penuh waktu atau menjadi bapak rumah tangga

Konsep suami yang tinggal di rumah mungkin terdengar sangat progresif dan mulai diterima di zaman modern, tetapi penelitian menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak sehat dalam pengaturan rumah tangga seperti ini, setidaknya bagi sebagian besar pria.

Studi menunjukkan bahwa pria yang tinggal di rumah sementara istri bekerja di luar lebih rawan bercerai. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh konflik tentang beban kerja yang tidak merata atau pria merasa kehilangan sisi maskulin dengan tidak menjadi pemberi nafkah utama.

Penghasilan istri lebih besar

Menurut penelitian, risiko perceraian akan meningkat hingga dua kali lipat jika istri memiliki penghasilan yang jauh lebih besar daripada suami. Sebuah penelitian di Swiss menunjukkan bahwa wanita yang menjadi pencari nafkah memiliki peluang lebih dari dua kali lipat untuk bercerai bila dibandingkan dengan wanita yang tinggal di rumah.

Salah satu atau kedua pihak tidak lulus SMA

Penelitian telah menemukan bahwa lebih dari setengah pasangan suami istri yang putus sekolah di bangku SMA akan memiliki pernikahan yang berakhir dengan perceraian. Sementara jumlah pasangan yang lulus perguruan tinggi hanya 30 persen yang bercerai.

Pendidikan yang rendah dikaitkan dengan kesempatan kerja yang lebih buruk dan penghasilan lebih rendah. Akibatnya keluarga mengalami masalah finansial serius yang turut meningkatkan stres dalam pernikahan.

Suami atau istri terlilit utang

Kondisi keuangan memegang peranan penting bagi keharmonisan di dalam rumah tangga. Sekitar sepertiga kasus perceraian disebabkan karena masalah keuangan. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang memiliki tingkat utang tinggi dan upah rendah lebih cenderung bercerai.

Salah satu atau kedua belah pihak pesimis sejak awal

Pandangan optimis pasangan juga penting bagi kelanggengan rumah tangga. Pikiran pesimis terhadap kehidupan dapat membuat pernikahan berubah masam dalam waktu singkat. Apalagi jika pesimisme berasal dari suami dan istri sekaligus. Pendeknya ini seperti hubungan yang sudah ditakdirkan untuk gagal sejak awal.

(mdk/tsr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Membedah Turunnya Angka Pernikahan Usia Muda di Indonesia
Membedah Turunnya Angka Pernikahan Usia Muda di Indonesia

Berdasarkan laporan BPS angka pernikahan di Indonesia mengalami penurunan yang drastis

Baca Selengkapnya
13 Faktor Ini Bisa Menghambat Kesuksesan, Ada yang Pernah Kamu Lakukan?
13 Faktor Ini Bisa Menghambat Kesuksesan, Ada yang Pernah Kamu Lakukan?

Perjalanan menuju kesuksesan nggak selalu mulus seperti yang dibayangkan.

Baca Selengkapnya
Ramai-Ramai Warga Korsel Ogah Nikah dan Punya Anak, Ini Alasannya
Ramai-Ramai Warga Korsel Ogah Nikah dan Punya Anak, Ini Alasannya

Banyak faktor yang menyebabkan warga Korea Selatan enggan menikah dan memiliki anak.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pasangan Muda Ini Pilih Nikah Sederhana di KUA, Ungkap Biaya Murah hingga Penuh Kehangatan Keluarga
Pasangan Muda Ini Pilih Nikah Sederhana di KUA, Ungkap Biaya Murah hingga Penuh Kehangatan Keluarga

Wanita ini membeberkan murahnya biaya saat dirinya menikah di KUA.

Baca Selengkapnya
Kenali Sejumlah Faktor Keturunan yang Bisa Menghambat Pertumbuhan Anak
Kenali Sejumlah Faktor Keturunan yang Bisa Menghambat Pertumbuhan Anak

Sejumlah hal bisa menjadi penghambat bagi pertumbuhan anak. Hal ini termasuk adanya faktor keturunan dari orangtua.

Baca Selengkapnya
Faktor Hasil Pemilu, Pengertian, dan Cara Memantaunya
Faktor Hasil Pemilu, Pengertian, dan Cara Memantaunya

Ketahui serba-serbi pemilu dan faktor penentu hasilnya.

Baca Selengkapnya
Fakta Menarik Tentang Bayi Si Pemakan Semut, Paling Manja Sukanya Digendong
Fakta Menarik Tentang Bayi Si Pemakan Semut, Paling Manja Sukanya Digendong

Makhluk unik pemakan semut, terkait erat dengan mamalia berkantung, memiliki proses perkembangbiakan menarik.

Baca Selengkapnya
Memahami Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia 1-3 Tahun, Panduan Lengkap untuk Orangtua
Memahami Tahap Tumbuh Kembang Anak Usia 1-3 Tahun, Panduan Lengkap untuk Orangtua

Tumbuh kembang setiap anak merupakan proses yang unik dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti genetik, psikologis, dan lingkungan.

Baca Selengkapnya
Ini Alasan Mengapa Seseorang Jadi Tambah Gendut Setelah Menikah dan Cara Mengatasinya
Ini Alasan Mengapa Seseorang Jadi Tambah Gendut Setelah Menikah dan Cara Mengatasinya

Salah satu hal yang biasanya paling menonjol tampak setelah pernikahan adalah perut yang kian membuncit.

Baca Selengkapnya