Menikmati langit abu-abu di Istana Benrath
Merdeka.com - Pesona Istana Benrath tak hilang sedikit pun, meski langit saat itu tampak abu-abu. Situs ini memang cukup populer di kalangan wisatawan Eropa, karena dinilai memiliki arsitektur khas Barok yang masih terjaga. Istana ini awalnya didirikan untuk Pangeran Palatine Charl Theodor dan istrinya Countess Palatine Elisabeth Auguste dari Sulzbach. Di balik bangunan super megah ini, terselip nama Nicolas de Pigage yang diketahui telah mendesain istana dan taman di sekelilingnya. Bertempat di pinggiran Dusseldorf, Nordrhein-Westfalen, pembangunan istana dimulai pada 1755 dan selesai pada 1770. Karena istana ini dianggap punya nilai sejarah tinggi, otoritas setempat telah mengajukannya sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Rumah kaca atau konservatori
Bangunan sentral corps de logis didirikan sebagai kediaman Pangeran Palatine dan istrinya, sementara maisons de cavaliere dijadikan tempat tinggal bagi para pelayan. Jika Anda berjalan ke sisi utara Istana Benrath, Anda akan menemukan sebuah kolam melingkar yang disebut Schlossweiher (kolam istana), sedangkan di sisi selatannya, terdapat sebuah kolam persegi panjang yang disebut Spiegelweiher (kolam kaca).
Bagian depan bangunan utama corps de logis dari Istana Benrath
Kini, bangunan utama corps de logis difungsikan sebagai museum dan kadang-kadang juga dipakai sebagai tempat konser musik. Keindahan istana ini juga semakin dipercantik dengan adanya sebuah taman persegi bergaya Barok dengan dua lorong diagonal yang bersimpangan dan sebuah lorong melingkar. Maka tak heran, jika kemudian istana ini diajukan sebagai salah satu Situs Warisan Dunia yang perlu dilestarikan.
Bagian depan bangunan utama corps de logis dari Istana Benrath
Taman di kawasan Istana Benrath
(mdk/des)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Simak potret rumah masa kecil Fikoh LIDa sebelum terbakar!
Baca SelengkapnyaSurat dalam Botol Berusia 135 Tahun Ditemukan di Bawah Lantai Rumah, Isinya Bikin Haru
Baca SelengkapnyaLokasi ini jadi salah satu destinasi sejarah untuk mengenang kejayaan Kesultanan Banten yang pernah berkuasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sudah satu minggu banjir merendam kawasan itu namun air belum juga surut
Baca SelengkapnyaAirnya sangat jernih hingga membuat dasar sungai tampak jelas
Baca SelengkapnyaKendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca SelengkapnyaBangunan peninggalan kerajaan Mesir kuno berusia sekira 3500 tahun ditemukan para arkeolog di situs arkeologi Tel Habwa di Kawasan Arkeologi Sinai Utara.
Baca SelengkapnyaBaru-baru ini, arkeolog menggali dan menganalisis reruntuhan benteng kuno tersebut.
Baca SelengkapnyaWalaupun usianya sangat tua, namun jembatan itu masih berdiri kokoh.
Baca Selengkapnya