Mengintip kearifan lokal di desa Wae Rebo Flores
Merdeka.com - Flores selalu menyuguhkan pesona keindahan yang tidak ada habisnya. Selain Gunung Kelimutu dan deretan pantai yang indah, Flores masih memiliki perkampungan tradisional yang menjadi destinasi wisata bagi para turis lokal maupun mancanegara. Tempat tersebut bernama Wae Rebo yang terletak di Kabupaten Manggarai.
Perjalanan menuju ke sini bisa menggunakan jalur udara dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta menuju Labuan Bajo dengan maskapai Lion dan Wings Air seharga Rp 1.237.900,-. Bagaimana serunya berkumpul dengan penduduk Wae Rebo yang ramah?
Melanjutkan Perjalanan Dengan Jalur Darat
©idnusantara.com
Setelah menggunakana jalur udara dan mendarat di Labuan Bajo, lanjutkan kembali trip ke Ruteng dengan bus atau travel. Transportasi dari Ruteng ke Denge atau Dintor tidak banyak. Wisatawan bisa naik angkot atau oto kayu (truk dengan bak diberi papan kayu untuk penumpang).
Biasanya, oto kayu berangkat dari terminal mulai jam 9 hingga 10 pagi dan sampai di Dintor pada pukul 2 siang. Opsi lain adalah menggunakan ojek seharga Rp 150.000,-. Terdengar mahal memang, namun hal itu sebanding dengan medan yang tidak mudah, seperti pesisir, bukit terjal, hingga hutan dan jarak tempuh yang relatif jauh.
Menginap Sebentar di Dintor
©flickr.com/joost riksen
Perjalanan jauh dari Labuan Bajo, Ruteng dan Dintor tentu membuat lelah. Maka dari itu, kumpulkan kembali tenaga agar bisa trekking menuju Desa Wae Rebo di sebuah resort yang terkenal di Dintor bernama Wae Rebo Lodge. Resort ini terdiri dari 9 kamar tidur, yang dibagi menjadi 2 double bedrooms dan 7 twin bedrooms.
Masing-masing kamar dilengkapi dengan western style toilet, mosquito net dan pemandangan hijau yang indah. Selain itu, tamu yang datang juga bisa mencicipi menu makanan dari chef kenamaan bernama Isabela. Sebelum melakukan reservasi, ada baiknya untuk menghubungi contact person yang tersedia di laman resminya.
Memulai Trekking Menuju Wae Rebo
©wiranurmansyah.com
Keesokan harinya, mulailah trekking menuju Desa Wae Rebo. Pada 3-4 kilometer awal, jalanan masih normal dan medannya mudah. Tanjakannya tidak terlalu curam dan sempit. Pada trek selanjutnya, akan menjumpai jalan setapak di tengah hutan yang sangat rimbun. Jalurnya berada di pinggiran tebing yang langsung berbatasan dengan jurang. Jalanannya terus menanjak hingga akhirnya sampai di titik jarak 2400 meter sebelum Desa Wae Rebo. Kurang dari satu kilometer dari desa, jalannya menurun dan melewati kebun kopi, lalu dengan ramahnya penduduk Wae Rebo menyapa.
Tentang Wae Rebo
©flickr.com/We House Sit
Wae Rebo merupakan sebuah pedesaan yang memiliki rumah-rumah berbentuk kerucut dan dihuni 6-10 keluarga. Rumah-rumah tersebut dibangun oleh penduduk sekitar secara bergotong royong. Uniknya, rumah tersebut hanya dibuat dari kayu dan jerami. Biasanya satu rumah di Wae Rebo terdiri dari lima lantai.
Penduduk di sana terkenal dengan keramahannya. Setiap tamu yang datang akan disuguhkan dengan kopi hangat dan sajian khas Flores. Belum lagi, wisatawan juga dapat meilihat ibu-ibu menenun. Tepat di atas bukit dekat dengan Desa, terdapat rumah baca yang memiliki banyak buku.
Kearifan lokal yang menyatu dengan keindahan alam ini menjadikan Wae Rebo salah satu tempat destinasi menarik yang patut untuk dimasukkan bucket list. Sudah siap untuk mengunjunginya? (mdk/ind/it)
(mdk/tmi)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perayaan Idul Fitri di berbagai daerah biasanya dipadukan dengan kebiasaan masyarakat justru menguatkan semangat toleransi.
Baca SelengkapnyaBanyak warga lokalnya menggunakan ladang untuk dijadikan sebagai lahan menanam sayur-sayuran.
Baca SelengkapnyaRelawan Progresif berfokus pada penyediaan air bersih bagi ratusan warga di Wonogiri
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kini Ampel tidak hanya terkenal dengan wisata religinya, tapi juga pusat belanja dan kuliner favorit
Baca SelengkapnyaAcara Damar Sewu tak bisa dipisahkan dari kearifan lokal masyarakat Kuningan yang sarat makna
Baca SelengkapnyaMasyarakat lokal Bangka Belitung memiliki cara tersendiri dalam melestarikan lingkungan yang berbasis kearifan lokal.
Baca SelengkapnyaKepala Kades Prasetyo menggandeng pelbagai instansi untuk membangun membangun desa Banjar Wangi. Salah satunya BRI.
Baca SelengkapnyaSalah satu tarian tradisional asli masyarakat Suku Kerinci dari daerah Hamparan Rawang ini selalu menghadirkan penampilan yang membuat decak kagum.
Baca SelengkapnyaSeorang pemuda di Maros, Sulawesi Selatan, MA (22) gelap mata setelah ditegur karena membawa pacarnya ke rumah. Dia tega membunuh kakak kandungnya AA (31).
Baca Selengkapnya