Candido Godoi, negeri orang kembar di Brasil
Merdeka.com - Candido Godoi dijuluki Twin Land karena tingginya jumlah kelahiran kembar di kota tersebut. Setiap tahun, 10 persen dari kehamilan di kota terpencil yang berada di selatan Brasil ini menghasilkan kelahiran kembar. Angka itu bahkan 1.000 persen lebih tinggi dari rata-rata kelahiran kembar secara global.
Sementara beberapa orang menyebut bahwa sumber air di Candido Godoi menjadi alasan kenapa fenomena kelahiran kembar itu sangat santer di kota tersebut, Dr Joseph Mengele - salah satu pengikut Hitler - dituding sebagai orang yang bertanggung jawab di balik fenomena aneh itu.
Nama Mengele cukup terkenal selama perang. Ada banyak percobaan medis mengerikan yang sering dia lakukan terhadap tahanan. Salah satu eksperimen paling mengerikan yang dilakukannya adalah berusaha menciptakan ras Arya. Di saat yang bersamaan, dia juga tertarik pada kekhasan gen tertentu yang menghasilkan kelahiran kembar.
Ketika perang berakhir, Mengele diyakini telah melarikan diri ke Brasil. Dia saat itu berlindung di dekat Candido Godoi dan menyamar sebagai dokter. Dia kerap menawarkan pengobatan medis untuk kaum Hawa dan memberi mereka ramuan misterius dan obat-obatan, yang diyakini telah merangsang hormon untuk kelahiran kembar.
Namun, seperti dilansir New York Times, para peneliti menyangkal bahwa Mengele adalah alasan di balik fenomena tersebut. Pada tahun 2009, serangkaian tes DNA dilakukan pada sekitar 30 keluarga. Tes itu dilakukan oleh ahli genetika Brasil, Ursula Matte, dan timnya yang meliputi 20 peneliti. Hasilnya menunjukkan bahwa gen tertentu lebih sering ditemukan pada ibu yang terlahir kembar, dibandingkan dengan ibu yang tidak terlahir kembar. Mengingat tingkat perkawinan sedarah di kota kecil yang sebagian besar dihuni oleh imigran berbahasa Jerman itu sangat tinggi, jumlah kelahiran kembar pasti sering terjadi.
Photo by Daniel Casol/IG
"Kami menganalisis enam gen dan menemukan satu gen yang menjelaskan tentang kecenderungan untuk kelahiran kembar di kota ini," kata Ursula.
Photo by Daniel Casol/IG
Timnya juga menganalisis air yang dikonsumsi oleh penduduk kota tersebut, tetapi mereka tidak menemukan kelainan atau mineral aneh di dalam sumber air itu. Selanjutnya, tim peneliti menganalisis lebih dari 6.000 sertifikat baptis di Candido Godoi selama 80 tahun terakhir. Mereka menemukan bahwa fenomena kelahiran kembar sudah terjadi sejak dulu, jauh sebelum Mengele tiba di kota itu.
(mdk/des)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengenal Sosok Kopda Hendrianto Prajurit TNI Gugur Ditembak KKB, Baru 9 Bulan Tugas di Papua
Mendiang Kopda Hendrianto meninggalkan seorang istri dan dua orang anak
Baca SelengkapnyaSosok Polwan Cantik Pemberani Diterjunkan ke Papua, Ikut Operasi Damai Cartenz Hadapi KKB
Ini sosok Polwan cantik yang diterjunkan langsung ikut Operasi Damai Cartenz libas KKB Papua. Simak informasi selengkapnya.
Baca SelengkapnyaDi Tengah Guyuran Hujan Deras dan Basah Kuyup, Momen Komandan Brimob Beri Pesan Penting Kepada Tamtama dan Bintara
Kendati diguyur hujan deras, komandan hingga deretan anggota Brimob tak bergeming dan tetap berdiri tegak.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Pasangan Kekasih Konon Tak Boleh Berkunjung ke Candi Termegah di Jatim, Ini Kisah di Baliknya
Di sisi lain, ada kepercayaan bahwa orang yang berkunjung ke sini bisa mendapatkan keberkahan
Baca SelengkapnyaCandaan 'Istrimu Mantanku' Berujung Maut, Pria di Pagaralam Ajak Kakak Bunuh Teman
Candaan 'istrimu mantanku' membuat DN (23) gelap mata. Bersama kakak kandungnya, DA (29), dia nekat membunuh temannya sendiri, PR (23).
Baca SelengkapnyaMenguak Situs Candi Bata yang Ditemukan di Kawasan Industri Batang, Diduga Peninggalan Kerajaan Kalingga
Situs ini menjadi situs candi tertua di Jawa Tengah
Baca SelengkapnyaMacam-Macam Bencana Alam dan Penyebabnya, Penting Dipelajari
Dari gempa bumi hingga banjir, bencana alam telah menjadi ancaman konstan bagi manusia sepanjang peradaban.
Baca SelengkapnyaCerita Wanita Calon Pekerja Luar Negeri, Berharap Gaji Besar Meski Tidak Sesuai Prosedur
Fatin (23),warga Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat mengaku masih bersedih dan belum menerima kenyataan bahwa dirinya gagal berangkat kerja ke Dubai di 2024.
Baca Selengkapnya