Qatar lakukan pelanggaran HAM pada buruh jelang Piala Dunia 2020
Merdeka.com - Pergelaran sepakbola Piala Dunia 2020 sudah mulai dicicil sejak empat tahun terakhir oleh Kerajaan Qatar. Proses pembangunan infrastruktur acara olah raga ini disebut lembaga pemantau Amnesty International penuh pelanggaran HAM. Korban banyak jatuh di kalangan buruh bangunan yang dipaksa bekerja siang malam menyelesaikan bangunan stadion maupun wisma atlet.
NCB News melaporkan, Kamis (31/3), laporan Amnesty International setebal 52 halaman itu diluncurkan resmi kemarin. Para pegiat HAM tegas menuding Kerajaan Qatar sebagai pihak yang paling bertanggung jawab terhadap rendahnya kualitas hidup dan keselamatan kerja para buruh.
"Buruh migran asing yang paling menderita di balik persiapan pesta sepakbola itu," kata Salil Shetty, Sekretaris Jenderal Amnesty International.
Praktik-praktik pelanggaran HAM terhadap buruh migran di Qatar yang ditemukan Amnesty International misalnya upah di bawah standar, penyitaan paspor sehingga mereka tidak bisa pulang ke kampung halaman, serta ancaman deportasi agar bersedia bekerja lembur tanpa upah.
Amnesty menwawancarai ratusan buruh migran yang rata-rata minta identitasnya dirahasiakan. Para pekerja bangunan ini kebanyakan dari Bangladesh, Filipina, ataupun Nepal.
Data dari Konfederasi Serikat Pekerja Internasional mencatat data lebih mengerikan. Rendahnya standar keselamatan di lokasi pembangunan, jam kerja tak manusiawi, berujung pada kematian para buruh. Pemerintah Bangladesh mencatat setidaknya 600-an buruh mereka mati di Qatar setiap tahun, sejak 2010. Nyaris semuanya karena 'kecelakaan' kerja.
Buruh tak cuma membangun stadion atau wisma atlet. Banyak pekerja asing diminta mengebut pembangunan saluran pembuangan, jalan raya, rel kereta bawah tanah, serta hote-hotel pencakar langit untuk menampung para pecandu sepakbola sedunia.
Terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA 2020 sejak lama sudah menimbulkan tanda tanya. Cuaca Qatar pada siang hingga sore saat pertandingan dimulai, bisa mencapai 40 derajat celcius. Negara Eropa dan Amerika Latin buru-buru protes.
Terkuaknya kasus korupsi FIFA oleh Kejaksaan Agung Amerika Serikat semakin menambah bau amis dari terpilihnya Qatar. Kerajaan makmur di Timur Tengah itu diyakini main uang supaya menjadi penyelenggara pesta olahraga terbesar sejagat.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kesepakatan terbaru Israel-Hamas difasilitasi Qatar dan Prancis.
Baca SelengkapnyaAS dan Negara Arab Punya Kejutan Soal Konflik Palestina-Israel, Diumumkan Sebelum Ramadan
Baca SelengkapnyaPengamat mengatakan, pasukan penjajah Israel bakal mundur jauh lebih cepat karena tidak bisa kalahkan Hamas.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Di balik kuatnya gempuran dari pasukan Israel, ada hal tak terduga yang terjadi. Sejumlah tentara IDF justru dilaporkan mengalami infeksi.
Baca SelengkapnyaPPLN Jeddah langsung berusaha secara intensif mencari tempat.
Baca SelengkapnyaKelompok tentara bayaran yang didukung Saudi dan UEA merajalela di Yaman sejak dimulainya perang di negara tersebut sembilan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKondisi terkini Rumah Sakit (RS) Indonesia di Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaBayi perempuan tersebut dibawa ke Israel setelah diculik dari rumahnya yang hancur akibat serangan bom.
Baca SelengkapnyaArab Saudi Bangun Masjid Cetak Tiga Dimensi Pertama di Dunia, Diresmikan Jelang Ramadan
Baca Selengkapnya