Politik kotor yang masih dipercaya

Merdeka.com - Tak lepas dirundung malang. Mungkin kalimat ini tepat menggambarkan karir politik Anwar Ibrahim. Pemimpin oposisi itu memang menjadi bulan-bulanan rezim berkuasa Barisan Nasional (Barnas) dan partai Organisasi Rakyat Melayu Bersatu (UMNO) hingga pemilihan umum tahun ini kembali meminggirkan Anwar dari pentas politik Negeri Jiran.

Sejak lama oposisi geram pada rezim berkuasa dinilai penuh kebobrokan. Politik digelontorkan UMNO kacangan dan busuk serta menggunakan pola sama untuk menjatuhkan pihak berseberangan dengan mereka. Anwar merupakan contoh nyata saat mempunyai pandangan berbeda dengan pemerintah saat itu dipimpin mantan Perdana Menteri Mahathir Muhammad.

Dia pun disingkirkan dengan hantaman pelbagai kasus dan yang paling membekas yakni peristiwa sodomi. Namun hingga saat ini hal itu tidak terbukti, seperti dilansir situs freemalaysiatoday.com (2/5/2012). Barnas tidak pernah bisa memberikan fakta jika memang benar Anwar melakukan tindakan tidak terpuji itu.

Pola sama kembali dijalankan UMNO untuk menghajar beberapa pentolan oposisi lain seperti Presiden Partai Keadilan Rakyat Muhammad Azmin Ali. Tahun lalu video porno dia beredar dan hanya diunggah di beberapa situs pro rezim Barnas.

Surat kabar milik UMNO juga gencar memojokkan para pemuka Pakatan Rakyat ini. Harian itu memuat potongan gambar porno Azmin Ali sedang melakukan oral seks dengan seorang perempuan.

Namun ini belum seberapa dengan derita Anwar. Belum habis derita tuduhan sodomi, dua tahun lalu dia kembali dipojokkan dengan tayangan video memperlihatkan lelaki mirip dirinya tengah beradegan seks bersama wanita.

Video itu disebarkan oleh tiga orang, yakni pengusaha Datuk Shazryl Ezka Abdullah, mantan Gubernur Malaka Tan Sri Rahim Tamby Chik, dan Datuk Shuaib Lazim. Ketiganya sudah dilaporkan oleh Anwar ke polisi namun kasusnya tidak terdengar lagi.

Itu menjadi gambaran peta politik menyerang UMNO yang disebut kurang etis. Demi mengejar polularitas mereka menjatuhkan pihak lawan tanpa ampun sekaligus membuat program-program dahsyat yang menarik minat suara rakyat Malaysia.

Meski seluruh tudingan video dan tindakan asusila itu mengarah pada oposisi dan tidak terbukti, seharusnya ini bisa menjadi bukti berpengaruh pada pemilihan kemarin. Namun ternyata rakyat Malaysia masih menaruh kepercayaan pada Barnas meski berulang kali mereka mempraktikkan politik kotor yang sama.