Catatan kelam beda keyakinan di Pakistan

Merdeka.com - Sungguh sulit memiliki keyakinan berbeda dengan kepercayaan mayoritas warga di Pakistan. Kemarin pasangan Kristen tewas dibakar hidup-hidup lantaran dianggap menghina Alquran.

Awalnya Shama Masih bekerja di pabrik bata membakar sebuah jimat milik mendiang mertuanya dan melempar benda itu ke tumpukan tempat sampah. Tak dinyana seorang rekannya muslim melihat dan mengklaim jimat itu berisi beberapa ayat kita suci umat Islam. Lalu dia mengabari pekerja lainnya.

Dalam waktu singkat kabar itu menyebar dan sekitar 3.000-an warga muslim marah menyerang Shama serta suaminya, Shahzad Masih, lalu membakar mereka hidup-hidup di tempat kerjanya. Beberapa karyawan Kristiani kabur lantaran takut diserang. Sungguh ironis, apalagi Shama tengah mengandung anak keempatnya.

Kepala Menteri Provinsi Punjab Shahbaz Sharif segera memerintah aparat untuk menyelidiki pembakaran ini dan melindungi warga Kristen di sekitar lokasi kejadian. Petugas mengatakan sudah menangkap 48 tersangka terlibat kejadian itu.

Tak hanya kasus pembunuhan dengan cara tewas dibakar, bulan lalu pengadilan Pakistan juga menghukum gantung seorang perempuan yang merendahkan martabat muslim. Asia Bibi cekcok dengan tetangganya lantaran mereka tak mau meminum gelas yang sama dengan dia. Alasannya, mereka berbeda keyakinan.

Dalam adu mulut itu Bibi menghina Nabi Muhammad. Dia menjadi perempuan pertama Pakistan dikenakan pasal penodaan agama. Kasus ini ramai lantaran dua politikus membela Bibi di pengadilan ikut terbunuh.

Peristiwa terjadi lima tahun silam. Saat itu Bibi bekerja di kebun apel dan di tengah terik matahari dia memutuskan beristirahat lalu minum dari sebuah sumur memakai gelas biasa digunakan pekerja lain. Tak disangka ada pekerja muslim marah dan mengatakan pada rekan lain jika sumur itu telah menjadi najis karena diminum Bibi.

Bibi tak terima. Dia membela diri dan melontarkan pernyataan menghina Muhammad SAW. Dia juga menolak dipaksa masuk Islam. Bibi pun dijebloskan ke penjara dan permohonannya untuk banding ditolak oleh pengadilan.

Hukuman sebab menghina Nabi Muhammad juga dijatuhkan pada suami istri Shafqat Emmanuel dan Shagufta Kausar pada April tahun ini. Awalnya seorang ulama masjid lokal di Kota Gojra dikirimi pesan singkat gelap isinya kata-kata tidak pantas pada Rasulullah. Nomor pengirim berasal dari ponsel Shafqat. Namun pengacara mereka Nadeem Hassan bilang ponsel kliennya hilang beberapa hari sebelum pesan itu diterima si ulama bernama Maulvis Muhammad Hussain.

Namun tetap saja pengadilan memvonis mati mereka dan tidak mentoleransi penghinaan pada nabi. Mereka tinggal menunggu jadwal eksekusi belum ditentukan hingga hari ini.

Tak hanya warga Kristen, penduduk memeluk Hindu pun tak luput dari diskriminasi. Mereka bahkan saban hari menghadapi tekanan, bagi yang berkasta tinggi biasanya diculik untuk dimintakan uang tebusan, sementara yang berkasta rendah terutama perempuan diambil paksa untuk dinikahi.

Meski demikian tak semua warga muslim bertindak kurang waras dengan berperilaku semena-mena pada mereka yang non-Islam. Tahun lalu sekitar 300 perempuan dan lelaki dipimpin oleh Mufti Muhammad Farouq berkumpul di depan Gereja Santo Anthony di Kota Lahore dan membentuk perisai manusia demi melindungi rumah ibadah itu.

Sambil berdiri bergandeng tangan Farouq memberikan khotbahnya dan mengutip beberapa ayat Alquran sesungguhnya Islam mengajarkan toleransi sangat tinggi dan memberikan penghormatan luar bisa pada mereka yang punya keyakinan lain. Di acara itu juga hadir pimpinan gereja yakni Pendeta Nasir Gulfam. Keduanya berangkulan dalam harmoni.

Bumi ini hanya satu dan diciptakan Tuhan bukan untuk dirimu sendiri. Jadi berbagilah. Jangan juga merasa keyakinanmu lebih benar dibanding kepercayaan orang lain sebab manusia yang merasa benar sesungguhnya justru jauh dari kebenaran. Demikian pesan Nabi Muhammad pada kaum muslim seperti dikutip dari hadist riwayat Bukhori.