Bukan Berbisik, Gurun Pasir Ini Bisa "Bernyanyi", di Sini Lokasinya
Musik
Saat angin bertiup kencang, bukit pasir menimbulkan suara gemuruh yang keras, tetapi di bawah angin sepoi-sepoi, perbukitan menghasilkan musik yang lembut.
Warna pelangi
Ukuran bukit pasir bernyanyi ini bervariasi, dengan puncak tertinggi mencapai 1.715 meter. Warnanya juga beragam. Jika diperhatikan lebih dekat, pasirnya akan memunculkan warna pelangi, mulai dari kuning dan putih, hingga hijau dan hitam.
Pangeran Naga Kuning
Ada legenda China mengatakan bukit pasir ini bisa bernyanyi karena di dalamnya terdapat kuil-kuil suci yang dikubur. Kuil-kuil ini dikubur oleh Pangeran Naga Kuning yang marah akibat pemujaan kuil yang terlalu berisik.
Namun, ada penjelasan yang lebih masuk akal terkait fenomena ini. ‘Nyanyian’ bukit pasir ini dipengaruhi oleh kualitas pasir, struktur bukit, angin, hingga iklim.
berita untuk kamu.
Beragam ukuran
Pasir di Gurun Kumtag memiliki kualitas yang berbeda dari pasir lainnya. Partikelnya terdiri dari beragam ukuran bulat, mulai dari halus hingga sedang. Ukurannya memungkinkan pergerakan dan interaksi butiran yang lebih baik, sehingga menciptakan resonansi dan frekuensi yang berbeda. Kecuraman lereng juga memengaruhi suara yang dihasilkan oleh bukit pasir. Faktor ini memengaruhi seberapa banyak interaksi yang terjadi antara partikel pasir. Namun, unsur yang utama adalah angin. Diperlukan kondisi angin yang tepat untuk meniupkan partikel secukupnya untuk menghasilkan suara.
Struktur di sekitarnya juga dapat berfungsi untuk menciptakan dan memperkuat kebisingan. Iklim gersang memberi pengaruh pada suara karena tingkat kelembapan yang rendah meningkatkan gesekan di antara butiran.
Itulah sebabnya bukit pasir bernyanyi ditemukan di lingkungan gurun karena tingkat kelembapan yang rendah.
Bukit pasir ini dipantau secara ketat untuk melihat tanda-tanda erosi yang dihasilkan dari banyaknya pejalan kaki yang melintas.
Upaya konservasi di kawasan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran di antara pengunjung tentang pengaruh berjalan kaki terhadap struktur bukit ini.
Reporter magang: Yobel Nathania
- Pandasurya Wijaya
Kesal dengan penampilan sang siswi, guru tersebut lalu memperingatkan mereka dengan hukuman agar memakai ciput.
Baca SelengkapnyaGua dari batu pasir ini terletak di dekat Desa Shiyan Beicun di Sungai Qu, Provinsi Zhejiang, sebelah timur China.
Baca SelengkapnyaPara siswa SD di Kota Padang, Sumatera Barat bahu-membahu bersama guru menjemur buku yang basah akibat banjir yang melanda sekolah mereka.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sejumlah wilayah di DIY diprediksi akan dilanda angin kencang.
Baca SelengkapnyaKedua korban saat ini dibawa ke RS Polri Kramat Jati.
Baca SelengkapnyaHUT PGRI Ke-78 dan Hari Guru Nasional 2023 di Kota Pasuruan diwarnai dengan lomba gerak jalan yang diikuti oleh ratusan insan pendidikan.
Baca SelengkapnyaTerkait masalah Laut China Selatan, pihak pemerintah China membantah pernyataan Kemenhan AS.
Baca SelengkapnyaSelain menjabat sebagai KSAD termuda, sosok guru ini juga menjabat KSAD dua kali.
Baca SelengkapnyaBukti kehidupan pertama di Bumi ditemukan di gunung api dasar laut.
Baca Selengkapnya