Beda ideologi politik, mahasiswa di Xinjiang tidak bisa lulus
Merdeka.com - Para mahasiswa di Daerah Otonomi Xinjiang, sebelah barat China, tidak akan lulus kecuali pandangan politik mereka disetujui. Ini merupakan tindakan yang dibebankan pemerintah, di mana pihak kampus menyebut hal itu sebagai sebuah perang ideologis terhadap gerakan separatis.
Xinjiang merupakan rumah bagi kelompok etnis muslim Uighur. Banyak dari antara mereka membenci pengendalian dilakukan Beijing dan masuknya para pendatang dari suku Han China. Beberapa kelompok Uighur tengah berkampanye untuk sebuah negara merdeka bagi rakyat mereka, seperti dilansir situs asiaone.com, Selasa (26/11).
Pejabat universitas dari Xinjiang mengatakan lembaga mereka adalah yang terdepan dalam sebuah perjuangan hidup dan mati untuk hati rakyat dan sebuah gerakan utama dalam pertempuran melawan separatisme, seperti dikutip surat kabar resmi Partai Komunis di wilayah itu, the Xinjiang Daily.
"Para siswa yang kualifikasi politiknya tidak sejalan maka tidak akan lulus, meskipun kerja profesional mereka sangat baik," kata Xu Yuanzhi, sekretaris partai di Universitas Guru Kashgar, di sebelah Selatan Xinjiang, yang telah menjadi pusat kerusuhan etnis.
Tidak jelas apakah kebijakan itu telah resmi diimplementasikan di seluruh wilayah.
"Ideologi adalah sebuah medan pertempuran tanpa senjata," kata Presiden Universitas Normal Xinjiang, Weili Balati.
"Sebagai pimpinan universitas, kami memiliki tanggung jawab untuk berbuat lebih banyak untuk membantu siswa dan guru memahami dan memperlakukan agama, etnis dan budaya, serta membantu mereka membedakan antara benar dan salah," ujar dia.
China menuding Gerakan Islam Turkestan Timur (ETIM) atas serangan pada 28 Oktober lalu, ketika sebuah kendaraan yang dibajak ditabrakkan di Lapangan Tiananmen Beijing. Insiden itu menewaskan lima orang yakni tiga orang berada di dalam mobil itu dan dua lainnya adalah orang berada di sekitar itu.
Uighur secara budaya lebih dekat dengan kelompok etnis di Asia Tengah dan Turki dari pada suku Han di China, yang menjadi etnis mayoritas dari penduduk China.
(mdk/fas)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sumatera Barat bagi Mahfud bukan hanya sekadar penyumbang orang atau tokoh, tetapi juga sebagai daerah tempat meramu ideologi yang lahir di negara ini.
Baca SelengkapnyaIslam mengajarkan umatnya untuk mencari kepuasan yang bersumber dari pemenuhan kebutuhan spiritual dan moral.
Baca SelengkapnyaJangan sampai dimanfaatkan untuk menyebarkan narasi intoleransi, bahkan mengarah pada aksi radikal terorisme.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebuah organisasi besar yang berhaluan Syafii Asy'ari ini berubah menjadi partai politik golongan kaum tua untuk menandingi gencarnya gerakan kaum muda.
Baca SelengkapnyaWalaupun sudah lama meninggalkan tanah air, Ibu Bunga terdengar lancar berbahasa Indonesia.
Baca SelengkapnyaWanita ini memimpin 30 perempuan dalam pertempuran melawan Belanda.
Baca SelengkapnyaDi tengah upaya membumikan toleransi pada keberagaman, kelompok radikal melakukan framing terhadap moderasi beragama.
Baca SelengkapnyaKedatangan Mahfud disambut langsung oleh Pengasuh Pesantren Al Kautsar Al Akbar Kota Medan, Syech Ali Akbar Marbun.
Baca SelengkapnyaAda empat tersangka ditangkap di Jawa Tengah yang membawa barang bukti 51 kilogram sabu dengan modus kamuflase menjadi teh China.
Baca Selengkapnya