AS dan China saling tuduh biang keributan di Laut China Selatan
Merdeka.com - Amerika Serikat menuduh China sebagai penyebab tensi yang meninggi di Laut China Selatan. Menurut juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, John Kirby, penempatan rudal milik China di pulau buatan di Laut China Selatan menjadi penyebabnya.
"Kami melihat ada indikasi upaya militerisasi di Laut China Selatan yang dilakukan China," ungkap Kirby, seperti dilansir dari Channel News Asia, Jumat (19/2).
Bagi pihak Negeri Paman Sam, China telah melanggar perjanjian perdamaian mengenai tak adanya militerisasi di Laut China Selatan. Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, menegaskan AS akan melakukan pembicaraan sangat serius dengan China terkait hal tersebut.
Sementara itu, pihak Negeri Tirai Bambu malah balik mencurigai ada motif terselubung dibalik isu yang dibesar-besarkan AS akan Laut China Selatan. Mereka pun dengan tegas mengatakan, rudal milik China sudah ditempatkan di Pulau Spratly sejak beberapa tahun lalu.
Sistem rudal itu pun ditempatkan di Pulau Woody, yang menjadi objek konflik di Laut China Selatan. Melalui media, Pemerintah China menegaskan ucapan dari Kementerian Pertahanan China jika sistem rudal itu sudah ada sejak lama.
"Kami tegaskan, rudal di Kepulauan Spratly sudah ada sejak beberapa tahun lalu," tulis Kementerian Pertahanan China dalam pernyataan tertulis mereka.
Beberapa hari yang lalu, sebuah foto yang diambil oleh perusahaan ImageSat Internasional menunjukkan adanya dua sistem rudal yang sedang dipersiapkan di Pulau Woody. Dari gambar, terlihat dua sistem itu terdiri atas delapan peluncur roket dan sebuah radar.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Negeri Tirai Bambu bersikukuh jika penempatan sistem rudal itu sebagai bentuk klaim kedaulatan China.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tema debat berkaitan dengan pertahanan, keamanan, hubungan internasional dan geopolitik.
Baca SelengkapnyaIni yang dikhawatirkan AS bila tidak segera memutuskan kelanjutan stasiun luar angkasa yang akan habis masa pakainya.
Baca SelengkapnyaWalaupun sudah lama meninggalkan tanah air, Ibu Bunga terdengar lancar berbahasa Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Adapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca SelengkapnyaDua kapal ini berasal dari masa Dinasti Ming, yang berkuasa di China dari tahun 1368-1644.
Baca SelengkapnyaSaat pertemuan dengan Presiden China, Menhan Prabowo menyampaikan salam hangat dari Presiden RI Joko Widodo dan apresiasinya atas sambutan yang hangat.
Baca SelengkapnyaMenhan Prabowo Terima Kunjungan Menlu China Bahas Kerja Sama Pertahanan
Baca SelengkapnyaIrvansyah juga mengusulkan Kota Ranai di Natuna dibuat seperti stasiun atau pangkalan untuk titik kumpul anggota.
Baca SelengkapnyaWilayah pesisir Kota Pariaman begitu kaya dengan sajian olahan kuliner berbagan dasar hasil laut.
Baca Selengkapnya