Anak Muda Amerika Lebih Antusias Terlibat dalam Pilpres 2020 Dibandingkan 2016
Merdeka.com - Data jajak pendapat dan tingkat keterlibatan pemilih yang tinggi menunjukkan tahun 2020 dapat memunculkan gelombang pemilih muda, menurut para ahli.
Para ahli mengatakan, ada beberapa faktor yang membuat jumlah pemilih lebih tinggi tahun ini.
“Ada sejumlah hal yang membuat ini akan menjadi tahun dengan jumlah pemilih yang tinggi,” jelas Kei Kawashima Ginsberg, Direktur Pusat Informasi dan Penelitian Pembelajaran dan Keterlibatan Sipil (CIRCLE) di Tufts, dikutip dari CNN, Minggu (25/10).
“Masih banyak lagi pemilih yang memiliki riwayat memilih,” tambahnya, merujuk pada anggota Gen Z yang memilih untuk pertama kalinya dalam pemilihan paruh waktu 2018.
Hal ini juga dipengaruhi jangkauan kampanye yang menyasar anak muda.
Analisis pra-pemilihan dari CIRCLE menemukan ada 6,8 juta lebih anak muda dengan riwayat pencoblosan pada pilpres 2020 dibandingkan pada 2016.
Menurut CIRCLE, per Juni, 27 persen dari usia 18 hingga 24 tahun mengikuti demonstrasi, melonjak dari 5 persen dan 16 persen dari usia 18-24 tahun yang melakukannya pada 2016 dan 2018 masing-masing.
Sedangkan menjelang pemilu 2020, CIRCLE mengatakan 83 persen anak berusia 18 hingga 24 tahun mengatakan mereka percaya anak muda memiliki kekuatan untuk mengubah negara dan 79 persen mengatakan pandemi Covid-19 telah membantu mereka menyadari pengaruh politik dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Isu Bersama
Kawashima Ginsberg juga memprediksi, pemberdayaan kaum muda dapat menyebabkan lonjakan jumlah pemilih muda tetapi mencatat bahwa agar itu terjadi kelompok-kelompok tersebut perlu memiliki isu bersama.
"Saya mendengar mereka berbicara banyak tentang bagaimana rasisme adalah masalah titik temu, dan tampaknya ada komitmen yang sangat kuat untuk mengatasinya, jadi saya bisa melihat ini bisa menjadi momen yang tepat bagi mereka,” jelas Kawashima Ginsberg.
Hingga Jumat, lebih dari 1,2 juta pemilih berusia 18-21 tahun telah memberikan suara di 39 negara bagian yang melaporkan menurut Catalist, sebuah perusahaan yang menyediakan data, analitik, dan layanan lainnya kepada Demokrat, akademisi, dan organisasi advokasi masalah nirlaba dan memberikan layanan baru. Wawasan tentang siapa yang memberikan suara sebelum November.
Lebih Antusias
Menurut jajak pendapat CNN, mengenai pemilih muda, 51 persen pemilih terdaftar berusia 18 hingga 34 tahun mengatakan mereka sangat atau sangat antusias untuk memberikan suara pada tahun 2020, dibandingkan dengan 30 persen pemilih terdaftar dalam kelompok usia tersebut yang mengatakan hal yang sama di 2016.
Demikian pula, pratinjau dari Harvard Institute of Politics Fall 2020 Youth Poll menemukan, 63 persen anak muda Amerika mengatakan mereka "pasti" akan memilih pada November dibandingkan dengan 47 persen yang mengatakan hal yang sama pada 2016. Secara keseluruhan, hasil survei Harvard memproyeksikan partisipasi pemilih muda tertinggi dalam 12 tahun.
Baik Kawashima Ginsberg maupun Wessel menunjuk pada sejumlah alasan mengapa anak muda Amerika mungkin lebih termotivasi untuk berpartisipasi dalam pilpres 2020 dibandingkan pilpres sebelumnya, termasuk momen nasional yang belum pernah terjadi sebelumnya di mana pandemi Covid-19 bersinggungan dengan perhitungan rasial nasional, kesulitan ekonomi, penanganan perubahan iklim yang gagal, dan kecaman politik.
Reporter Magang: Galya Nge
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Survei Indikator merilis Warga Nahdlatul Ulama (NU) di Jawa Timur cenderung mendukung Capres-Cawapres pilihan Jokowi.
Baca SelengkapnyaIndonesia berhasil lolos ke babak 16 besar melalui jalur peringkat tiga terbaik.
Baca SelengkapnyaAturan mengenai batas usia Capres-Cawapres digugat ke MK pda Senin (21/7).
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sebelumnya Jokowi menyebut presiden boleh memihak dan kampanye di Pilpres 2024
Baca SelengkapnyaBerikut kumpulan pertanyaan tentang pemilu dan jawabannya.
Baca SelengkapnyaHasil survei 77,2 persen masyarakat merasa puas dengan kinerja presiden Jokowi, sementara 22 persen merasa kurang puas.
Baca SelengkapnyaSurvei yang selesai mereka lakukan pada 6 Februari itu menemukan bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran sebesar 53,5 persen.
Baca SelengkapnyaRelawan pasangan nomor urut 2 percaya kampanye terbuka kali ini akan mampu menggaet para anak muda Indonesia.
Baca SelengkapnyaWakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Azanil Kelana mengatakan, masa depan Indonesia berada di tangan anak-anak muda.
Baca Selengkapnya