Anggota Komisi III Pertanyakan Tujuan SKB 11 Menteri Padahal Sudah Ada BPIP
Merdeka.com - Surat Keputusan Bersama (SKB) 11 menteri tentang penanganan radikalisme pada Aparatur Sipil Negara (ASN) menuai kritikan. Termasuk dari Anggota Komisi III DPR, Nasir Djamil.
Menurutnya, SKB itu harus dievaluasi bahkan jika perlu dibatalkan. Apalagi, pemerintah sudah membentuk badan yang mengurus Pancasila yaitu BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila). Harusnya, keberadaan BPIP menjadi jawaban kegelisahan pemerintah soal radikalisme yang menyasar ASN.
"Kalau kemudian SKB itu dimuat lalu pertanyaannya untuk apa ada BPIP, seharusnya BPIP bisa bekerja sama dengan kementerian dan lembaga untuk melakukan edukasi nilai-nilai pancasila di tengah-tengah ASN," kata Nasir usai diskusi di kawasan Pancoran, Jumat (29/11).
Dia menambahkan penerbitan SKB soal radikalisme seolah-olah menyasar pihak-pihak tertentu. Oleh karena itu, ada baiknya SKB 11 Menteri kembali dievaluasi bahkan jika perlu dibatalkan.
"Ketika isu radikalisme atau narasi radikalisme itu disampaikan selalu ada identitas tertentu atau entitas tertentu yang kemudian di sasar. Makannya saya berharap dievaluasi dan kalau memang bisa dibatalkan," sambungnya.
Upaya Tangkal Radikalisme
Menurut Nasir, fenomena mengenai aparatur sipil negara (ASN) yang terpapar radikalisme seharusnya tidak perlu dibesar-besarkan. Justru yang harus dilakukan adalah memberi edukasi.
"Saya pikir DPR juga harus mengkritisi SKB ini sebab terlalu banyak hal-hal seperti ini juga akan menyebabkan kontra produktif padahal, radikalisme bisa kita edukasi," jelas Nasir.
Sebelumnya, pihak Istana melalui Sekretaris Kabinet Pramono Anung membantah anggapan pihak yang menyebut kritik sama dengan tindakan radikal. Menurutnya, pemerintah selalu menyambut baik kritikan dari siapa pun.
"Karena pemerintah itu menjadi semakin kuat kalau kritik kuat. Kritik itu menjadi obat," ujarnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peneliti SMRC Dorong PDIP, NasDem dan PKB Jadi Oposisi
Dibutuhkan pelembagaan oposisi kritis untuk memulihkan demokrasi yang bermartabat
Baca SelengkapnyaTak Bahas Hak Angket, Istana Minta Pertemuan Jokowi dan 2 Menteri PKB Tak Dispekulasikan ke Mana-Mana
Ari menyebut pertemuan tersebut juga merupakan permintaan dari para menteri PKB.
Baca SelengkapnyaPerludem Serahkan Revisi Angka Ambang Batas Parlemen ke Pembentuk UU: Harus Ada Hitungan Rasional
Dengan adanya revisi, diharapkan suara rakyat tidak terbuang sia-sia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies-Cak Imin Minta MK Batalkan Hasil Pemilu 2024 dan Diskualifikasi Prabowo-Gibran
BW meminta hakim Konstitusi dapat memerintahkan untuk dilakukannya pemungutan suara ulang.
Baca SelengkapnyaMenko Luhut Kesal Banyak Kritik Jelek Pemerintah, Ini Respons Anies Baswedan
Anies menuturkan, ada tiga hal prinsip demokrasi. Yaitu kebebasan berbicara khususnya mengkritik pemerintah.
Baca SelengkapnyaRespons Istana Soal Pemakzulan Jokowi: Sampaikan Mimpi Politik Sah-sah Saja
"Dalam negara demokrasi, menyampaikan pendapat, kritik atau bahkan punya 'mimpi-mimpi politik' adalah sah-sah saja," kata Ari
Baca SelengkapnyaLonjakan Suara PSI Capai 3,13 Persen Dinilai Tak Masuk Akal
Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Demokratis mempertanyakan penyebab suara PSI yang dalam enam hari terakhir mengalami lonjakan drastis
Baca SelengkapnyaKesejahteraan TNI Diungkit dalam Debat Ketiga Capres, Berapa Gaji Anggota TNI Tahun Ini?
Anies Baswedan menyebut banyak prajurit TNI belum punya rumah, tapi Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto menguasai lahan 34.000 ha.
Baca SelengkapnyaJokowi Titip Salam Buat Cak Imin, Budi Arie Singgung Upaya Membangun Persatuan
Jokowi menitip salam untuk Cak Imin, melalui dua menteri dari PKB
Baca Selengkapnya