34 Anak di Jakut gizi buruk, Sandiaga minta warga peduli dengan tetangga
Merdeka.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno meminta agar warga tidak cuek dengan tetangga sekitar. Hal itu guna mengidentifikasi adanya gizi buruk sedini mungkin.
"Jangan-jangan di Jakarta juga ada, jadi kita ingin masyarakat menyisir untuk peduli terhadap tetangganya, peduli terhadap sekitarnya," ujar Sandiaga di Jakarta, Sabtu (3/2).
Pun ia meminta kepada komunitas di masyarakat agar terlibat secara total guna mengidentifikasi warga yang mengalami gizi buruk.
"Kita minta komunitas masyarakat terlibat secara totalitas untuk mengidentifikasi, teman OK OCARE juga, Dinkes, Dinsos mengidentifikasi seandainya ada warga masyarakat yang teridentifikasi mengalami malnutrisi atau gizi buruk," tutur Sandiaga.
Nantinya, kata Sandiaga, ibu-ibu PKK juga akan turun mendatangi 34 anak yang terkena gizi buruk di Jakarta Utara. Ia meminta agar ibu-ibu PKK mendata dan memberikan bantuan makanan. Semua biaya akan ditanggung Pemprov DKI.
"Nanti ibu-ibu PKK akan turun untuk menjangkau yang tadi 34 orang yang mengalami gizi buruk itu. Kita ingin ibu-ibu PKK juga turun didata dan juga Dinas Sosial turun memberikan bantuan makanannya, Dinas Pendidikan juga pastikan, kemudian Perlindungan Perempuan dan Anak. Kita turunkan secara gerak cepat, kolaborasi dan partisipatif," kata Sandiaga seperti diberitakan Antara.
Sementara itu, Sandiaga menilai penyebab gizi buruk tidak melulu karena faktor ekonomi. Gaya hidup serta kurangnya informasi juga bisa menjadi penyebab terjadinya gizi buruk.
"Kadang-kadang (gizi buruk) bukan karena masalah ekonomi. Bisa karena gaya hidup, kurang informasi, akses terhadap makanan sehat, itu kadang tidak sengaja mereka," tutupnya, seperti diberitakan Antara.
Sebelumnya, Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, M Helmi mengatakan ada 34 anak yang menderita gizi buruk di sejumlah wilayah Jakarta Utara. Namun, jumlah itu menurun dibandingkan tahun 2017 lalu.
"Jumlahnya di 2017 ada 194 sekarang berkurang 82 persen jadi 34 anak, itu per akhir Desember 2017. Mereka gizi buruk dengan penyakit penyerta seperti TB (Tubercolosis), dan sisanya karena masalah gizi. Asupan gizi kurang," kata Helmi saat dikonfirmasi, Jumat (2/2).
Helmi menjelaskan mereka mengalami gizi buruk karena faktor ekonomi yang sulit. Sehingga, orangtuanya tak memberi makanan yang bergizi.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosialisasikan 'Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana', Atikoh Kenang Tak Mampu Bayar Kos saat Kuliah
Atikoh berasal dari keluarga yang tumbuh di lingkungan pesantren sederhana.
Baca SelengkapnyaMomen Antusias Masyarakat Sambut Ganjar Menginap di Rumah Warga Boyolali
Meski hujan, ratusan warga desa yang terdiri dari berbagai kalangan masih tampak antusias dan semringah menyambut Ganjar pada Jumat (29/12) malam.
Baca SelengkapnyaPelaku Pemerkosaan Libatkan Anak Pejabat di Gowa Bertambah Satu, Ini Perannya
Satu pelaku pemerkosaan terhadap seorang wanita di Danau Mawang diamankan berinisial AR.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kapolri Wanti-Wanti Anak Buah Cegah Gangguan Keamanan Selama Ramadan
Jenderal Sigit memberikan atensi seluruh jajaran menjaga kamtibmas selama Ramadan untuk menjaga kekhusyukan masyarakat selama menunaikan ibadah puasa.
Baca SelengkapnyaSurvei FOI 2022: 50 Persen Anak di Perkotaan Berangkat ke Sekolah dengan Perut Kosong
Pendiri FOI, Wida Septarina Wijayanti mengungkapkan kerja sama ini diharapkan mampu mewujudkan berkomitmen untuk mengatasi ketimpangan pangan di masyarakat.
Baca SelengkapnyaPolisi Gelar Rekonstruksi Kasus Panca Bunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Pekan Depan
Panca Darmansyah mengaku menyesali perbuatan kejinya yang dengan tega membunuh keempat anak kandung.
Baca SelengkapnyaBertemu Emak-emak di Magelang, Istri Ganjar Kenalkan Program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana
Bertemu Emak-emak di Magelang, Istri Ganjar Kenalkan Program Satu Keluarga Miskin Satu Sarjana
Baca SelengkapnyaKasus Santri Meninggal Tak Wajar di Jambi , Polisi Dalami Dugaan Pemalsuan Surat Kesehatan
Polda Jambi masih berupaya mengungkap kematian tidak wajar santri berinisial AH di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin, Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
Baca SelengkapnyaNiat Bela Wanita, Anak Pejabat Pangkalpinang Malah Dikeroyok Diduga Intel TNI hingga Babak Belur
Akibat kejadian tersebut, MA mengalami luka di wajah bagian bawah, pelipis, bibir, dan kepala bagian belakang.
Baca Selengkapnya