Merdeka.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan potensi pangsa pasar industri perbankan syariah di Indonesia sangat besar. Pasalnya, penduduk Indonesia sangat banyak dan mayoritas beragama Islam.

Namun, jumlah nasabah di bank-bank syariah masih di bawah 10 juta orang. Untuk itu, pemerintah terus mendorong mengajak masyarakat Indonesia untuk lebih percaya menaruhkan uangnya pada perbankan syariah.

"Keuangan syariah masih dapat berkembang dengan baik, khususnya di dalam keuangan perbankan menjadi yang utama, mengingat market share bank syariah masih di bawah 5 persen," ujar JK dalam acara Mutamar Ikatan Ahli Ekonomi Islam di Gedung Kemenkeu, Jakarta, (30/4).

Dia menegaskan saat ini peranan perbankan syariah masih kalah jauh ketimbang perbankan konvensional. JK bermimpi nantinya perbankan syariah dan konvensional bisa berdiri sejajar. Apalagi, peluang perbankan syariah sangat besar dengan besarnya penduduk Indonesia.

"Jadi tantangan pertama kita harus mendorong umat Islam kita untuk dapat terjun langsung memakai lembaga keuangan syariah ini," kata dia.

Menurut dia, ekonomi syariah diibaratkan dengan sumber kemakmuran dan pusat mata air di negara Timur Tengah. Ekonomi syariah merupakan suatu hal yang sangat luas lantaran berhubungan dengan bisnis, keuangan dan investasi.

"Hukum Islam itu sangat mudah, kalau aqidah itu ya harus itu, kalau ibadah ada batas minimumnya wajibnya," jelas dia.

Untuk itu, JK menambahkan pemerintah bakal mendorong perbankan syariah untuk meningkatkan modalnya agar mampu bersaing dengan bank konvensional. "Kita dorong banknya, kan ada BNI syariah, BRI Syariah, Panin Syariah, Muamalat dan lainnya. Saat ini bank syariah peranannya masih kecil makanya kita dorong," pungkas dia.