Vaksinasi dan Kolaborasi Kebijakan Lintas Negara Kunci Bangkit dari Krisis
Merdeka.com - Managing Director IMF, Kristalina Georgieva menilai vaksinasi menjadi salah satu kunci menghadapi dampak pandemi Covid-19. Berbagai negara pun telah berusaha memvaksin penduduknya untuk menciptakan kekebalan kelompok. Dalam hal ini IMF bisa membantu mempercepat distribusi vaksin ke berbagai negara berkembang yang terkendala akses.
"Kami dapat mengirim lebih banyak vaksin ke negara berkembang, dan kami dapat menghapus hambatan perdagangan dan pembiayaan untuk vaksinasi di sana untuk mempercepat," kata Kristalina seperti dikutip dari imf.org, Jakarta Kamis (14/10).
Bila hal ini dilakukan Kristalina mengatakan target memvaksin 40 persen orang di setiap negara akan tercapai di akhir tahun. Lalu pada pertengahan tahun 2022, 70 persen penduduk dunia sudah divaksin. "Ini target yang kami rangkul bersama Bank Dunia, WHO, dan WTO," kata dia.
Namun bila target-target tersebut tidak tercapai, dampak pandemi akan berlangsung lebih lama. Pemulihan yang lambat akan menyebabkan kerugian. Posisi PDB global pun diperkirakan hanya USD 5,3 triliun selama lima tahun ke depan.
Selain vaksinasi, kolaborasi juga sangat penting dalam upaya bangkit dari krisis akibat pandemi. Kebijakan antar negara yang berbeda ini seharusnya bisa dikolaborasikan dan bersinergi. IMF memprediksi tekanan harga yang saat ini terjadi baru akan mereda di sebagian negara pada pertengahan tahun depan. Sementara itu, masing-masing bank sentral saat ini harus bisa menahan laju inflasi sementara.
"Kami tahu bahwa bank sentral umumnya dapat melihat melalui tekanan inflasi sementara, tetapi mereka tidak dapat lengah. Mereka harus bersiap untuk bertindak cepat jika risiko ekspektasi inflasi yang meningkat menjadi nyata," kata dia.
Hal yang memprihatinkan, ungkap Kristalina, untuk beberapa negara berkembang tekanan harga sudah lebih kuat. Di antaranya, harga pangan dan energi yang lebih tinggi telah memukul keluarga miskin paling parah. Akibatnya, beberapa negara harus menaikkan suku bunga mereka. Untuk itu, komunikasi antara rencana moneter yang transparan ini sangat penting untuk meminimalisir dampak negatif lintas negara.
"Ketika kita melihat ke depan, komunikasi rencana moneter yang transparan dan jelas sangat penting untuk membatasi dampak negatif lintas negara," kata dia.
Semakin lama pandemi berlanjut maka akan semakin ketat batasan fiskal. Mereka pun katanya, akan memaksakan pertukaran yang sulit, dan akan membutuhkan kredibilitas kebijakan. Hal ini sangat penting bagi negara-negara yang tidak memiliki kekuatan fiskal yang tersisa. Namun sayangnya sebagian besar negara berpenghasilan rendah masih membutuhkan lebih banyak bantuan.
"Kita harus percaya pada kerangka jangka menengah, sebagai bisnis dan sebagai rumah tangga, untuk memastikan bahwa kita memiliki keseimbangan yang tepat antara memberikan dukungan sekarang dan mengurangi utang dari waktu ke waktu," katanya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus Covid-19 Muncul lagi, Sekda Jateng Sebut yang Terpapar Karena Belum Booster
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaIMF Didirikan pada 27 Desember 1945, Simak Sejarah dan Tujuan Organisasi Moneter Dunia Ini
IMF adalah organisasi yang berperan penting dalam kancah perekonomian negara-negara Dunia Ketiga.
Baca SelengkapnyaJokowi: Di Tengah Krisis Dunia Bertubi-tubi, Perekonomian Kita Cukup Kokoh
Dalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Anies Bandingkan Gaji TNI Polri Lebih Banyak Naik di Era SBY, Jokowi Beralasan Pandemi Covid-19
Jokowi menjelaskan, bahwa setiap keputusan pemerintah selalu memperhatikan kondisi ekonomi dan situasi keuangan negara.
Baca SelengkapnyaJokowi ke Menkes soal Kasus Covid-19: Amati Betul Secara Detail Perkembangannya Seperti Apa
Informasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaVIDEO: Kemenkeu Respons Prabowo Sebut Anggaran Kemhan Banyak Tak Direstui
Staf Khusus Menkeu Yustinus Prastowo menjelaskan, sebagian anggaran Kementerian dan Lembaga diutamakan untuk penanganan pandemi covid-19
Baca SelengkapnyaMenteri Risma Dipuji Usai Beberkan Strategi Indonesia Tangani Krisis Pangan, Gempa Bumi hingga Banjir di Forum OECD Perancis
Penjelasan Menteri Risma terkait penanganan bencana di Indonesia mendapatkan pujian di Forum OECD Perancis.
Baca SelengkapnyaDunia Hadapi Perang dan Krisis Ekonomi, Jokowi: Kita Harus Eling Lan Waspodo
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaPenyebab Selesma dan Gejalanya yang Perlu Diwaspadai, Kenali Cara Mencegahnya
Selesma adalah infeksi virus yang menyerang saluran pernapasan bagian atas, seperti hidung dan tenggorokan.
Baca Selengkapnya