UU Cipta Kerja dan PSBB Transisi Dinilai Beri Sentimen Positif bagi Pasar Keuangan
Merdeka.com - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso melihat adanya data pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020 yang telah menunjukan perbaikan, meskipun masih dalam zona kontraksi alias resesi.
Pertumbuhan ekonomi yang membaik itu didukung oleh sektor rumah tangga dan dunia usaha di lingkup domestik yang masih sangat berhati-hati dalam beraktivitas. Seiring dengan masih tingginya laju infeksi Covid-19.
Wimboh memaparkan, beberapa indikator positif tersebut terlihat dari kinerja sektor eksternal yang positif, neraca perdagangan terus mencatat surplus selama 5 bulan terakhir, dan belanja APBN yang terakselerasi. Termasuk pengesahan Undang-Undang (UU) Omnibus Law Cipta Kerja dan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi di DKI Jakarta.
"Pasar yang menyambut positif pengesahan Omnibus Law Cipta Kerja, dan pemberlakuan kembali PSBB transisi di DKI Jakarta juga menambah berbagai hal dinamika di perekonomian dan sektor keuangan kita," kata Wimboh dalam sesi teleconference, Senin (2/11).
Di sisi global, International Monetary Fund (IMF) juga telah merevisi ke atas proyeksi perekonomian global pada 2020. Ini dilatarbelakangi oleh kinerja perekonomian Amerika Serikat (AS) dan China yang lebih baik dari ekspektasi, didukung oleh kebijakan moneter dan fiskal global yang akomodatif dalam mendukung pertumbuhan.
Namun, dia mengimbau pemerintah dan masyarakat Indonesia agar tetap mewaspadai beberapa risiko dari sinyal positif tersebut. Khususnya terkait angka positif Covid-19 yang terus naik di beberapa negara
"Beberapa downside risk terus tetap kita waspadai. Antara lain karena kenaikan kasus infeksi Covid-19 di Amerika dan beberapa negara Eropa, dan juga meningkatnya risiko politik jelang pemilihan presiden Amerika Serikat, dan juga meningkatnya risiko lobi Brexit," imbuhnya.
Secara garis besar, Wimboh menyimpulkan, berbagai indikator di tingkat domestik maupun global tersebut tetap memberikan dampak positif bagi sektor pasar keuangan nasional sepanjang kuartal III-2020.
"Perbaikan beberapa indikator perekonomian baik global maupun domestik tersebut memberikan sentimen positif terhadap kinerja pasar keuangan, yang dimana kami simpulkan masih terjaga," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Per Februari 2024 aset industri Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) mencapai Rp 1.130,05 triliun atau naik 2,08 persen secara tahunan (yoy).
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Salah satunya kondisi suku bunga yang masih di level tinggi, walaupun di proyeksikan tidak akan naik lagi.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaIndustri perbankan melanjutkan tren pertumbuhan yang positif, dengan kredit tetap tumbuh double digit di bulan Februari.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BPS, Provinsi Maluku Utara dan Sulawesi Tengah berhasil membukukan pertumbuhan ekonomi dua digit pada 2023.
Baca SelengkapnyaProyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).
Baca SelengkapnyaKeduanya membahas tentang situasi dan kondisi dunia saat ini, termasuk kepada masalah ekonomi dan keamanan negara.
Baca Selengkapnya