Utang Adaro Energy tembus Rp 23,2 triliun
Merdeka.com - PT Adaro Energy Tbk (ADRO) akan menggunakan dana internal perseroan untuk melunasi sebagian utang perseroan yang saat ini menembus USD 2 miliar atau sekitar Rp 23,2 triliun.
"Kami berencana akan menggunakan kas kami yang sekarang akhir kuartal I-2014 sebesar USD 830 juta. Kami akan memakai untuk membayar utang-utang kami dan akan dipakai untuk pembagian dividen, pembayarannya mungkin di Juni," kata Direktur Keuangan ADRO David Tendian di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (8/5).
Saat ini perseroan masih memilah utang-utang yang menjadi prioritas untuk dilunasi. "Kami belum bisa mendetailkan utang-utang mana yang akan dibayar terlebih dahulu," kata David.
Dia menegaskan, selain dari kas perusahaan, sisa utang akan diupayakan dilunasi melalui refinancing atau pendanaan ulang.
"Dana yang kami gunakan adalah kas kami untuk bayar utang, selebihnya mungkin kami akan mencari refinancing," tutup David.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua segmen bisnis utama Pertagas, transportasi gas dan minyak yang berkontribusi sekitar 54 persen terhadap kinerja keuangan.
Baca SelengkapnyaPenyaluran tertinggi dana PUMK diberikan kepada 950 UMKM di Jawa Tengah sebesar Rp27,7 miliar, disusul Jawa Barat Rp20,1 miliar.
Baca Selengkapnyakenaikan anggaran perlinsos tahun ini utamanya disumbang lebih besar oleh kenaikan anggaran subsidi energi dan pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Menjelang Hari Natal 2023, PT Pertamina Patra Niaga mengoptimalkan layanan energi di wilayah Sulawesi, baik BBM, LPG dan Avtur.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaBatas maksimal rasio utang pemerintah terhadap PDB ditetapkan sebesar 60 persen.
Baca SelengkapnyaWamen BUMN juga menjelaskan, produksi migas hulu Pertamina saat ini telah mencapai lebih dari 1 juta barrel per hari.
Baca SelengkapnyaSampai dengan saat ini telah terdapat 887 perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia, dengan 28 perusahaan dalam pipeline atau antrean pencatatan saham.
Baca SelengkapnyaDalam kasus timah, merugikan negara mencapai ratusan triliun rupiah.
Baca Selengkapnya