USD masih terlalu kuat
Merdeka.com - Kebutuhan USD yang masih tinggi terutama karena Pertamina yang harus menambah stok dengan melakukan impor, membuat rupiah berpotensi melemah pada perdagangan hari ini Jumat (21/9). Rupiah diperkirakan hanya berada di level Rp 9.530-9.560 per USD.
Namun, pergerakan rupiah masih cenderung stabil. "Selain itu, Risk appetite global cenderung belum stabil, namun agresifitas pelaku pasar mengoleksi instrumen rupiah diprediksi tetap marak hingga potensi mendukung pergerakan rupiah," kata analis pasar uang Rahadyo Anggoro Widagdo kepada merdeka.com, Jumat (21/9).
Pada perdagangan Kamis (20/09), rupiah ditutup stagnan di level Rp 9.535-Rp 9.545. Adapun kondisi ini, menurut Rahadyo, dipengaruhi oleh aktivitas di sektor finansial yang berkurang, seiring berlangsungnya Pilkada Jakarta hari ini.
"Pada saat yang sama, rupiah mendapat tekanan negatif dari eskpektasi buruknya data ekspor Jepang yang akan dirilis Kamis ini. Meskipun defisitnya berkurang, tapi tetap masih minus. Eskpor Jepang (year on year) diprediksi -7,3 persen dari sebelumnya -8,1 persen untuk Agustus 2012," paparnya.
Kondisi rupiah yang cenderung datar diakibatkan aliran dana asing yang masuk ke pasar obligasi dan saham belum mampu mendorong rupiah untuk menguat secara signifikan terhadap USD.
"Dollar AS masih terlalu kuat, karena investor kembali mengkhawatirkan perekonomian Yunani dan Spanyol. Negara itu kemungkinan belum sanggup memenuhi segala persyaratan bailout," tegasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaTernyata, Ini Alasan Harus Tukar Uang Jika Ingin Transaksi di Luar Negeri & Tak Pakai Mata Uang Tunggal
Transaksi dalam mata uang asing melibatkan risiko nilai tukar.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaHati-Hati, Mencoret Uang Rupiah Bisa Kena Denda Rp1 Miliar Hingga Pidana Penjara
Perusakan terhadap Rupiah bisa berujung ancaman pidana.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaGubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Dapat Bisikian soal The Fed Bakal Turunkan Suku Bunga Acuan
Saat ini, The Fed selalu Bank Sentral Amerika Serikat (AS) masih melakukan kajian terkait potensi penurunan tingkat suku bunga.
Baca Selengkapnya