Usai Arab Saudi, ekonomi Kanada jadi korban anjloknya minyak dunia
Merdeka.com - Rendahnya harga minyak dunia menghantam beberapa negara, terutama produsen minyak. Arab Saudi misalnya, negara ini kesulitan karena pemasukan negara selama ini mengandalkan dari hasil penjualan minyak.
Korban rendahnya harga minyak dunia bertambah, dan kini giliran Kanada. Negara ini jatuh ke jurang resesi ekonomi untuk pertama kalinya dalam 6 tahun terakhir.
Kanada merupakan salah satu negara eksportir minyak terbesar dunia. Harga minyak mentah berada di bawah USD 50 per barel, menjadi bencana bagi banyak negara dan memukul pertumbuhan ekonomi, termasuk Kanada.
Dilansir dari CNN, data resmi badan statistik Kanada menyebut ekonomi Kanada turun 0,5 persen di kuartal II-2015. Sedangkan di kuartal I-2015, ekonomi Kanada juga turun 0,8 persen. Penurunan ekonomi dalam dua kuartal berturut-turut berarti Kanada dalam kondisi resesi ekonomi.
Harga minyak dunia memang telah anjlok parah beberapa bulan terakhir karena meningkatnya kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global dan melimpahnya pasokan minyak mentah.
Pendapatan Kanada dari ekspor minyak turun drastis. Selain harga murah, Kanada juga harus memberi 'diskon' atas penjualan karena kendala pipa dan kualitas minyak yang dihasilkan lebih rendah. Kondisi diperparah karena banyak perusahaan energi terpaksa mengurangi karyawan karena banyak proyek yang tertunda.
Selain masalah minyak, Kanada juga menghadapi sektor properti yang memanas karena tingginya harga dan utang rumah tangga terus naik. Bank sentral negara ini sudah menurunkan suku bunga acuannya dua kali untuk mendorong perekonomian.
Buruknya kondisi kanada ini menyebabkan kegelisahan di Amerika Serikat. Pasalnya, Kanada merupakan pasar ekspor terbesar AS atau mencapai 20 persen dari total ekspor AS.
Ekonom BNP Paribas, Bricklin Dwyer mengatakan prospek perekonomian Kanada menimbulkan risiko signifikan pada pertumbuhan Amerika Serikat.
Sebelumnya, Kerajaan Arab Saudi kini sedang menghadapi masalah besar dalam perekonomian. Hal ini disebabkan merosotnya harga minyak dunia yang berdampak pada menurunnya pendapatan negara. Diwaktu bersamaan, pengeluaran militer malah mengalami peningkatan. Kondisi ini telah memaksa pemerintah untuk menambah utang melalui pinjaman asing.
Arab Saudi diperkirakan telah menggerus cadangan devisa sebesar USD 62 miliar untuk membiayai pengeluaran negara. Selain itu, negara kaya minyak ini juga telah meminjam uang USD 4 miliar dari bank lokal dengan menerbitkan obligasi pertama sejak 2007 silam.
Dilansir dari CNN, defisit anggaran Saudi diperkirakan akan mencapai 20 persen dari PDB di 2015. Angka ini luar biasa tinggi karena biasanya negara ini mengalami surplus. Capital Economics memperkirakan pendapatan pemerintah akan turun USD 82 miliar di tahun ini atau setara dengan 8 persen PDB. Bahkan IMF memprediksi defisit anggaran di Saudi akan terjadi hingga 2020 silam.
Penurunan harga minyak dari USD 107 per barel menjadi USD 44 per barel saat ini telah menghantam ekonomi Arab Saudi. Pasalnya, 80 persen pendapatan pemerintah dihasilkan dari industri minyak. Turunnya harga minyak terjadi karena Ini terjadi karena banyaknya pasokan global, sedangkan permintaan minyak dunia mengalami penurunan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data pertumbuhan ekonomi ini melemahkan harga minyak di awal sesi, namun para pedagang menyadari pasar minyak sedang ketat dan situasi di Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi menekankan pentingnya persatuan dan kerukunan antar masyarakat agar Indonesia menjadi negara maju.
Baca SelengkapnyaJika kondisi di Terusan Suez dan Terusan Panama tidak kembali kondusif, bisa berdampak pada peningkatan inflasi.
Baca SelengkapnyaSebagai negara maju, Inggris dan Jepang resmi masuk jurang resesi.
Baca SelengkapnyaAS dan China tengah terlibat dalam persaingan menjadi raksasa ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaBeruntungnya para pemulung di Qatar, mereka bisa dengan mudah memungut mobil mewah bekas yang dibuang begitu saja.
Baca SelengkapnyaDi bawah permukaan pasir, ada banyak air menggenang hingga emas dan berlian.
Baca Selengkapnya