Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Uni Eropa rayu Indonesia perkuat kerja sama pasar bebas

Uni Eropa rayu Indonesia perkuat kerja sama pasar bebas Olah Kayu Boyolali. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Uni Eropa (UE) mengingatkan pemerintah Indonesia agar segera melanjutkan negosiasi tahap lanjut atas naskah Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Komprehensif (CEPA) kedua pihak.

Sejak tahun lalu, perjanjian bilateral itu tersendat di tahap pemetaan sektor bisnis yang akan dibuat lebih bebas. Hal itu disampaikan Duta Besar UE untuk Indonesia, Brunei Darussalam dan ASEAN, Y.M. Olof Skoog, di sela-sela diskusi penguatan kerja sama Indonesia-Eropa oleh the Habibie Center, Jakarta, Selasa (6/5).

"Ini waktu bagi Indonesia bersama EU untuk kembali membahas CEPA," ujarnya.

Salah satu indikator perlunya kemitraan strategis itu dilanjutkan adalah bukti kerja sama Indonesia-Eropa untuk bisnis kayu menunjukkan hasil positif.

Data menunjukkan berkat Tata Kelola dan Perdagangan Sektor Kehutanan (FLEGT-VPA), sejak September 2013 hingga Maret 2014, ekspor kayu dari Indonesia ke Benua Biru melonjak 7,2 persen menjadi USD 260,3 juta, dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD 242,8 juta.

Skoog berharap fakta itu menggugah pemerintah untuk lebih serius membahas realisasi CEPA yang diwacanakan sejak tiga tahun lalu.

"Kini sudah terbukti Indonesia bisa mengakses pasar produk kayu Eropa lebih bebas, sehingga dalam pandangan saya kerja sama strategis ini perlu berlanjut," ungkapnya.

Dia menjelaskan langkah konkret buat mewujudkannya, Indonesia diminta mempercepat pembahasan sektor bisnis mana saja yang akan dibuka untuk pasar Eropa. Ketika hal ini dijalankan, maka pihaknya akan segera mengikuti.

"Ini bukan pekerjaan satu malam, tentu banyak pekerjaan yang harus dikerjakan Indonesia, khususnya terkait sektor apa saja yang akan dibuka untuk CEPA," kata Dubes UE.

Merujuk data Kementerian Perdagangan, pada 2013 nilai perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa mencapai USD 32-33 miliar. Jika CEPA sukses direalisasikan, maka nilainya bisa melonjak hingga USD 40-50 miliar atau setara Rp 454 triliun per tahun.

Selain itu, tanpa CEPA, diperkirakan lebih dari seribu perusahaan asal Eropa telah berinvestasi dengan nilai 130 miliar Euro ke Indonesia, dan membuka lapangan kerja untuk 1,1 juta orang. Rencana penguatan Kerja Sama Publik Swasta (KPS) dalam naskah perjanjian itu, diyakini akan meningkatkan jumlah aliran modal dari Benua Biru ke Tanah Air.

(mdk/noe)
ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia Harus Lebih Tegas Melawan Diskriminasi Perdagangan Global

Indonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.

Baca Selengkapnya
Kebijakan Uni Eropa Berdampak Besar ke Industri Baja Dalam Negeri, Ini Harus Dilakukan Pemerintah

Kebijakan Uni Eropa Berdampak Besar ke Industri Baja Dalam Negeri, Ini Harus Dilakukan Pemerintah

Pemerintah harus memberi dukungan yang kuat kepada industri baja di Indonesia, termasuk melalui regulasi yang tepat.

Baca Selengkapnya
Produk Kayu Lapis Asal Temanggung Berhasil Merambah Pasar Internasional

Produk Kayu Lapis Asal Temanggung Berhasil Merambah Pasar Internasional

Sebanyak 25 kontainer produk kayu lapis berbagai jenis telah diberangkatkan dari Pelabuhan Tanjung Emas

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Penemuan Kuburan Massal Raksasa di Jerman, Saksi Bisu Adanya Wabah Terbesar di Eropa Zaman Dulu

Penemuan Kuburan Massal Raksasa di Jerman, Saksi Bisu Adanya Wabah Terbesar di Eropa Zaman Dulu

Ini penampakan kuburan massal raksasa di Jerman yang diduga menjadi saksi peristiwa wabah pes di Eropa.

Baca Selengkapnya
Tolak Angin Sido Muncul Masuk Pasar Modern UEA dan Jadi Andalan Warga Arab Saudi

Tolak Angin Sido Muncul Masuk Pasar Modern UEA dan Jadi Andalan Warga Arab Saudi

Sido Muncul memperluas penjualan produk produk Tolak Angin ke luar negeri, salah satu tujuan ekspor selanjutnya adalah Uni Emirat Arab.

Baca Selengkapnya
Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Beras di Singapura Ternyata Lebih Murah dari Indonesia, Mendagri Ungkap Penyebabnya

Singapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.

Baca Selengkapnya
Kapolri Tekankan Persatuan Kesatuan Modal Utama Wujudkan Indonesia Emas 2045

Kapolri Tekankan Persatuan Kesatuan Modal Utama Wujudkan Indonesia Emas 2045

Meski dalam Pemilu terjadi perbedaan pendapat, persatuan dan kesatuan merupakan nilai yang harus terus dijaga.

Baca Selengkapnya
Jokowi Sebut Pupuk Langka Imbas Perang Ukraina-Rusia, Ganjar: Ada Sumber Bahan Pupuk Negara Lain

Jokowi Sebut Pupuk Langka Imbas Perang Ukraina-Rusia, Ganjar: Ada Sumber Bahan Pupuk Negara Lain

Ganjar menyarankan untuk mencari negara alternatif sebagai pemasok bahan

Baca Selengkapnya
Gelar Forum Bisnis, Singapura-Indonesia Bahas Investasi Masa Depan Usai Pengumuman Pemilu 2024

Gelar Forum Bisnis, Singapura-Indonesia Bahas Investasi Masa Depan Usai Pengumuman Pemilu 2024

Forum ini menunjukan relasi Singapura-Indonesia dalam bisnis sangat kuat dan dinamis.

Baca Selengkapnya