Tren masa depan, penerimaan bea masuk makin rendah
Merdeka.com - Menteri Keuangan Chatib Basri memperkirakan, di masa mendatang negara tak bisa lagi mengandalkan bea masuk dan bea keluar sebagai sumber penerimaan. Itu disebabkan oleh integrasi sistem perdagangan antar negara.
Hal itu sudah terlihat saat ini, ketika Indonesia mengikuti pelbagai perjanjian dengan skema pengurangan bea masuk maupun bea keluar. Alhasil, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lebih banyak mendapatkan pemasukan dari tarif cukai kepada produk kontroversial seperti tembakau dan alkohol.
"Tarif itu akan menjadi semakin rendah," kata Chatib di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (17/6).
Indikator lain menurunnya penerimaan dari sisi bea masuk maupun keluar adalah anjloknya harga komoditas unggulan Indonesia di pasar internasional. Kendati demikian, menkeu mengingatkan Direktorat Bea Cukai supaya tak berkecil hati. Sebab, fungsi lembaga itu bukan sepenuhnya pemasok kas negara, berbeda dari Direktorat Jenderal Pajak.
"Pajak itu sebagai revenue collection, sedangkan Bea Cukai itu sebagai instrumen kebijakan, mengenai apakah sebuah kebijakan, atau barang itu masuknya lebih banyak atau lebih sedikit," urai menkeu.
Pada triwulan I lalu, penerimaan bea cukai sebesar Rp 36,6 triliun, lebih rendah dari target Rp 42,55 triliun. Penyebabnya adalah cukai rokok yang tidak sesuai target, dari seharusnya Rp 9,5 triliun per bulan, menjadi cuma Rp 6 triliun pada Maret 2014.
Bea masuk dan keluar lebih anjlok lagi. Untuk bea masuk, dari target Rp 14,1 triliun pada triwulan pertama cuma terealisasi Rp 12,9 triliun. Sementara Bea Keluar hanya tercapai Rp 5,84 triliun, dari target Rp 8,32 triliun untuk tiga bulan pertama 2014.
Direktur Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan Susiwijono Moegiarso menilai hal itu menunjukkan ketergantungan pihaknya pada cukai, dibandingkan bea masuk dan bea keluar. Padahal Bea Cukai ditarget memperoleh Rp 170,2 triliun tahun ini.
"Nyaris 68 persen penerimaan berasal dari cukai," kata Susiwijono.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut enam syarat pemilih dalam Pemilu 2024 sesuai dengan Undang-Undang berlaku.
Baca SelengkapnyaBea Cukai terus menjaga optimalisasi penerimaan negara serta meningkatkan kinerja pelayanan
Baca SelengkapnyaDirektur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi memaparkan, proses importasi beras ini masih berasal dari negara-negara langganan Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kisah sedih para tahanan wanita asal Belanda usai tentara Jepang berhasil menguasai Nusantara.
Baca SelengkapnyaSingapura menyandang status sebagai negara maju namun tidak bisa memproduksi bahan pangan sendiri.
Baca SelengkapnyaBerbekal kesungguhan dan keyakinan, nyatanya ternak yang dijalaninya membuahkan hasil tak terduga. Ia sukses menjadi seorang peternak entok muda.
Baca SelengkapnyaBea Cukai Riau kembali menangkap kapal pembawa pakai bekas impor yang masuk ke wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaAturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaPermasalahan lainnya, petani di Indonesia masih sulit untuk memperoleh fasilitas kredit oleh lembaga perbankan.
Baca Selengkapnya