The Fed Diprediksi Naikkan Suku Bunga, Rupiah Melemah ke Rp14.352 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah, seiring indikasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) akan lebih agresif menaikkan suku bunga pada tahun ini. Rupiah ditutup melemah lima poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.352 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.347 per USD.
"Pelemahan kali ini saya melihat efek dari penguatan dolar AS yang terjadi pada sesi perdagangan semalam. Secara garis besar, nilai dolar AS terlihat kembali bergerak menyerap efek kenaikan suku bunga yang dilakukan pekan lalu yakni sebesar 25 basis poin," kata Analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia di Jakarta, dikutip Antara, Kamis (24/3).
Nikolas mengatakan, penguatan dolar AS juga didorong sejumlah pernyataan dari pejabat The Fed yang terlihat lebih optimistis menanggapi tingginya inflasi AS dan berharap kenaikan suku bunga dalam beberapa waktu ke depan dilakukan lebih agresif.
"Untuk sentimen saat ini masih terkait ekspektasi The Fed yang agresif untuk over all isunya," ujar Nikolas.
Gubernur The Fed Jerome Powell meningkatkan kemungkinan menaikkan suku bunga lebih dari 25 basis poin pada pertemuan mendatang. Sikap yang lebih agresif juga digaungkan oleh pembuat kebijakan lainnya, yang telah mendukung penguatan dolar dan membantu meningkatkan imbal hasil obligasi Pemerintah AS 10 tahun hingga lebih dari 2,4 persen.
Presiden The Fed San Francisco Mary Daly dan Presiden Fed Cleveland, Loretta Mester menjadi pembuat kebijakan The Fed terbaru yang mengindikasikan kenaikan yang lebih besar akan segera terjadi pada pertemuan bank sentral Mei.
Jefferies memperbarui perkiraan The Fed sehubungan dengan komentar Powell dan sekarang melihat kenaikan suku bunga 50 basis poin pada pertemuan Mei dan Juni, diikuti oleh kenaikan 25 basis poin pada sisa pertemuan 2022.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.365 per USD. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.351 hingga Rp14.380 per USD. Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke posisi Rp14.361 per USD dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.351 per USD.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gubernur BI Beberkan Penyebab Menguatnya Nilai Tukar Dolar AS, Buat Rupiah Tak Berdaya
Hal itu tercermin pada yield US Treasury yang meningkat sejalan dengan premi risiko jangka panjang dan inflasi yang masih di atas prakiraan pasar.
Baca SelengkapnyaUtang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaKurs Rupiah Anjlok 2,02 Persen, Gubernur BI: Lebih Baik Dibanding Ringgit Malaysia
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rupiah Lebih Perkasa dari Ringgit Malaysia dan Baht Thailand, Ini Buktinya
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaNaik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaRupiah Terus Menguat Sepanjang 2023, Salip Bath Thailand dan Peso Filipina
Nilai tukar rupiah pada 2023 cenderung mengalami penguatan lebih besar dibanding negara di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaHarga Emas Menguat akibat Keputusan Suku Bunga The Fed: Dampak Investor
Investor terus mencermati pernyataan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) yang disampaikan pada Rabu (20/3).
Baca SelengkapnyaBI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaPelemahan Nilai Tukar Rupiah Lebih Baik Dibandingkan Ringgit Malayia dan Won Korsel
Per 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca Selengkapnya