Tertekan Naiknya Imbal Hasil Surat Utang AS, Rupiah Melemah ke Rp14.565 per USD
Merdeka.com - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan hari ini, Rabu (31/3). Rupiah dibuka di Rp 14.485 per USD, melemah tipis dibanding penutupan di perdagangan sebelumnya di Rp14.480 per USD.
Mengutip data Bloomberg, Rupiah masih melanjutkan pelemahannya hingga ke posisi Rp14.558 per USD. Kemudian, Rupiah bergerak stagnan meski masih melemah, dan saat ini Rupiah berada di Rp14.565 per USD.
Analis Samuel Sekuritas, Ahmad Mikail mengatakan, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta tertekan naiknya imbal hasil (yield) surat utang atau obligasi Amerika Serikat. "Rupiah kemungkinan tertekan sentimen kenaikan yield US treasury dan indeks dolar. Sementara itu inflasi Maret yang diperkirakan tetap rendah sebesar 1,36 persen (yoy), akan membatasi nilai tukar rupiah," kata Mikail dalam kajiannya di Jakarta, dikutip Antara, Rabu (31/3).
Kenaikan imbal hasil obligasi AS didorong naiknya data CB Consumer confidence AS Maret sebesar 109,7, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi sebesar 96,5. Data tersebut menunjukan semakin baiknya ekspektasi konsumen di AS atas ekonomi negara tersebut.
"Data CB Consumer confidence AS Maret juga mengindikasikan akan naiknya konsumsi masyarakat AS dan mendorong laju inflasi," imbuhnya.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun kemungkinan stabil di level 1,75 persen. Setelah naik tajam di atas 1,77 persen, imbal hasil obligasi AS kemungkinan akan melanjutkan koreksi dengan menariknya level imbal hasil obligasi tersebut bagi investor asing di tengah kekhawatiran gagal bayar atau default kredit beberapa bank besar di AS.
Sementara indeks dolar kemungkinan menguat ke level 93,5 hari ini di tengah kekhawatiran kembali meningkatnya kasus COVID-19 harian di AS dan negara-negara di Eropa. Nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) diperkirakan melemah ke level Rp14.550 per USD.
"Dollar menjadi alternatif pilihan di tengah ketidakpastian tersebut. Yield US treasury yang kembali naik juga memperkuat dolar terhadap mata uang utama dunia lainya," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah harus melakukan intervensi agar rupiah tidak semakin terpuruk.
Baca SelengkapnyaUtang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.
Baca SelengkapnyaGubernur BI, Perry Warjiyo menyampaikan, nilai tukar Rupiah hingga 19 Maret 2024 relatif stabil.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengakui nilai tukar Rupiah masih tertekan oleh dolar AS.
Baca SelengkapnyaPosisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPergerakan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar AS lebih baik dibandingkan dengan Bath Thailand hingga Ruppe India.
Baca SelengkapnyaMeskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaMencuci dan menyetrika akan mempercepat kerusakan uang.
Baca Selengkapnya