Ternyata, ini Titik Rawan Kejahatan di Laut Indonesia
Merdeka.com - Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia menilai laut Indonesia saat ini semakin rawan dan sering dijadikan tindak pidana kejahatan. Tercatat selama Januari 2021, ada 12 kejahatan maritim yang dilakukan kapal asing dan kapal Indonesia.
"Terdapat 12 kejahatan atau pelanggaran yang tertangkap aparat penegak hukum dengan melibatkan 10 kapal asing dan 3 kapal dalam negeri" kata Koordinator Nasional DFW Indonesia, Moh Abdi Suhufan di Jakarta, Selasa (26/1).
Atas kejadian tersebut, Abdi menilai hal ini mengindikasikan tingginya tingkat kerawanan laut Indonesia atas kegiatan kejahatan maritim (ocean crime). Modus kejahatan yang sering dilakukan antara lain illegal fishing, penyelundupan lobster, penyelundupan BBM dan penyelundupan narkoba.
Bahkan dia menyebut, jalur laut menjadi akses favorit dalam penyelundupan narkoba di Indonesia. Setidaknya tercatat 300 kilogram narkoba telah diselundupkan lewat jalur Aceh dan Selat Malaka.
"Tercatat 300 kg sabu-sabu dan jenis lainnya yang diselundupkan lewat laut melalui Aceh dan Selat Malaka," kata Abdi.
DWF Indonesia juga menemukan adanya unsur kesengajaan dan upaya melawan hukum nasional dan ketentuan internasional yang dilakukan oleh kapal asing yang melintasi perairan Indonesia.
Antara lain Kapal riset China (Xiang Yang Hong 03), kapal ikan Taiwan (Hai Chien Hsing 20) dan 2 kapal tanker masing-masing MT Horse berbendera Iran dan MT Frea berbendera Panama memiliki modus yang sama yaitu mematikan Automatic Identification System (AlS).
Khususnya kapal ikan berbendera Taiwan Hai Chien Hsing 20 ditemukan telah cukup lama mematikan AIS selama melakukan operasi penangkapan ikan. "Kapal Hai Chien Hsing 20 terakhir kali mengaktifkan AIS sekitar 3 bulan lalu tepatnya 6 Oktober 2020)," kata dia.
Adapun ketentuan yang dilanggar yakni Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 7 Tahun 2019 tentang Pemasangan dan Pengaktifan Sistem Identifikasi Otomatis Bagi Kapal yang Berlayar Di Wilayah Perairan Indonesia, Konvensi Safety Of Life At Sea (SOLAS) dan Tokyo MoU. Menurut ketentuan ini ada ancaman sanksi administrasi dan ancaman pidana jika terbukti melanggar hukum nasional.
Titik Paling Rawan Kejahatan
Peneliti DFW Indonesia, Baso Hamdani menjelaskan titik rawan kejahatan di laut Indonesia berada di perairan Selat Karimata, Laut Natuna dan Selat Malaka. Dia menyarankan agar kemampuan operasi Badan Keamanan laut (Bakamla) perlu ditingkatkan.
"Kemampuan dan kapasitas Bakamla saat ini hanya 30 persen dari kebutuhan ideal sehingga perlu ada dukungan dan upaya meningkatkan kemampuan operasional Bakamla," kata Baso.
Dia mengingatkan eskalasi dan ketegangan di Laut China Selatan juga akan berdampak pada Indonesia terutama di Natuna. Sehingga pemerintah perlu mengantisipasi pembangunan di Natuna.
Caranya, dengan mendorong semua sektor pembangunan agar bisa bersinergi. Selain itu, pendekatan keamanan dan kesejahteraan juga harus berjalan beriringan. Sebab hal ini dinilai masih belum terlihat.
"Pendekatan keamanan dan kesejahteraan mesti berjalan bersamaan di Natuna. Ini yang belum nampak," kata dia mengakhiri.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terungkap, Ini Alasan Menteri Trenggono Tahan Ekspor Pasir Laut Indonesia
Aturan turunan ekspor pasir laut masih digodok karena melibatkan banyaknya tim kajian.
Baca SelengkapnyaTiru Susi Pudjiastuti, Ganjar Bakal Tenggelamkan Kapal Asing yang Curi Ikan di Indonesia
Ganjar Pranowo mengancam bakal menenggelamkan kapal ikan asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal
Baca Selengkapnya15 ABK Putra Sumber Mas Dilaporkan Hilang Usai Cari Ikan di Pulau Masalembu
Kapal tersebut berangkat dari Pelabuhan Brondong, Lamongan, Jawa Timur.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Nelayan Banyuwangi Terima Dua Kapal Rampasan Ilegal Fishing dari KKP
KKP menyerahkan dua kapal ikan barang milik negara yang berasal dari barang rampasan ke nelayan Banyuwangi.
Baca SelengkapnyaPrabowo Lepas KRI dr Radjiman Kirim Bantuan ke Gaza: Saudara akan Melewati Kawasan Laut Berbahaya
Kapal akan mengarungi laut dan diprediksi mencapai waktu sekitar 52 hari perjalanan.
Baca SelengkapnyaPrabowo: Kita Punya Cadangan Ikan Terbesar di Dunia, tapi Banyak Kapal Asing Masuk RI Tanpa Izin
Prabowo bertekad untuk membangun angkatan laut yang kuat untuk menjaga kekayaan Indonesia.
Baca SelengkapnyaBea Cukai Tangkap Kapal Pembawa Ratusan Kantong Pakaian Bekas Impor di Riau, 2 Orang Jadi Tersangka
Bea Cukai Riau kembali menangkap kapal pembawa pakai bekas impor yang masuk ke wilayah Indonesia
Baca SelengkapnyaPrabowo Janji Tambah Armada Kapal: Kita Tidak Mau Orang Asing Ambil Ikan di Laut Indonesia
Prabowo Subianto berjanji akan menambah armada kapal Indonesia bila terpilih menjadi Presiden.
Baca SelengkapnyaSisi Lain Suku Bajo di Kepulauan Togean, Menyelam di Laut hingga Kedalaman 70 Meter dengan Satu Tarikan Napas
Dulu nenek moyang mereka hidup nomaden di atas perahu.
Baca Selengkapnya