Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Terkuak, Ini Alasan Sri Mulyani Tetapkan Pertumbuhan Ekonomi 5,8 Persen di 2022

Terkuak, Ini Alasan Sri Mulyani Tetapkan Pertumbuhan Ekonomi 5,8 Persen di 2022 Menkeu Sri Mulyani. ©2019 Merdeka.com/Anisyah Al Faqir

Merdeka.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 sampai 5,8 persen di 2022 memberikan kesan pemerintah memaksakan pertumbuhan ekonomi yang harus lebih dari 5 persen. Proyeksi tersebut malah dikhawatirkan bisa menjadi bumerang bagi pemerintah. Apalagi, tahun-tahun sebelumnya target pertumbuhan ekonomi pemerintah juga selalu meleset.

Menanggapi itu, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan alasan pemerintah menetapkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 - 5,8 persen di 2022. Menurutnya dalam menyusun outlook proyeksi di 2022, pemerintah selalu mempertimbangkan berbagai faktor secara komprehensif, termasuk dinamika aktivitas ekonomi yang terus berkembang baik domestik maupun global.

Pemerintah memandang bahwa rentang angka outlook pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 – 5,3 persen di tahun 2021, dan proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,2 - 5,8 di tahun 2022, telah mencerminkan optimisme arah pemulihan ekonomi dan juga potensi akselerasi pertumbuhan ekonomi dari reformasi struktural. Rentang angka proyeksi tersebut, juga secara realistis mencerminkan risiko ketidakpastian yang masih tinggi.

"Di satu sisi, optimisme pemerintah didasarkan pada tren pemulihan ekonomi yang semakin kuat," jelasnya dalam Rapat Paripurna DPR RI, Jakarta, Senin (31/5).

Sri Mulyani menyampaikan berbagai leading indicator terus mengalami peningkatan. Indeks keyakinan konsumen sudah pada level optimis (di atas 100). Indeks penjualan ritel juga terus meningkat. Kemudian PMI manufaktur terus mencatat ekspansi dalam enam bulan berturut-turut. Konsumsi listrik industri dan bisnis terus membaik dan telah tumbuh positif.

"Momentum pemulihan ekonomi tersebut diharapkan akan terus berlanjut di tahun 2022," jelasnya.

Dia menambahkan, proyeksi pemerintah tentang pertumbuhan ekonomi, cukup sejalan dengan asesmen yang dilakukan oleh berbagai lembaga internasional, seperti Bank Dunia, OECD, ADB, IMF dan Consensus Forecasts. Di mana asesmen dari berbagai Lembaga tersebut terhadap perekonomian Indonesia masih bervariasi dalam rentang 4,3 - 4,9 persen untuk outlook pertumbuhan ekonomi 2021 dan 5,0 – 5,8 persen untuk proyeksi pertumbuhan ekonomi 2022.

Meskipun momentum pemulihan yang sedang terjadi memberikan dasar untuk optimis, pemerintah juga sepakat dengan pandangan anggota dewan, terkait perlunya mengantisipasi potensi risiko yang mungkin terjadi seiring pemulihan ekonomi domestik dan global. Berbagai risiko termasuk yang bersumber dari lingkungan eksternal masih akan sangat tinggi.

Selain dari perkembangan Covid-19, pemulihan ekonomi global diperkirakan tidak akan seragam (uneven recovery). Akses masing-masing negara terhadap supply vaksin masih cenderung sangat timpang. Kemampuan negara-negara untuk belanja stimulus juga sangat berbeda-beda.

Indonesia juga perlu mengantisipasi keberlanjutan rebalancing economy China yang akan dapat mempengaruhi fluktuasi harga komoditas dan memberi dampak negatif pada Indonesia. Selain itu, berbagai permasalahan global seperti proteksionisme, tensi geopolitik dan perubahan iklim juga harus terus diwaspadai.

"Pemerintah sependapat bahwa risiko-risiko ini harus dimitigasi dengan berbagai langkah kebijakan yang antisipatif," jelasnya.

Dalam jangka pendek, langkah utama mengantisipasi risiko global tentunya adalah memastikan penanganan pandemi dan pelaksanaan vaksinasi berjalan efektif, serta pemulihan ekonomi dapat berlangsung cepat. Selain itu, reformasi struktural juga harus berhasil agar kepercayaan investor terhadap Indonesia dapat dijaga.

"Salah satu langkah reformasi struktural yang krusial untuk mengantisipasi gejolak eksternal di masa mendatang adalah dengan terus membangun perekonomian yang lebih bernilai tambah serta mendorong diversifikasi ekspor baik dari komoditas maupun mitra dagang," tandasnya.

Kritikan DPR

Sebelumnya, Anggota DPR RI, Ade Rizky menilai asumsi atau koreksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 sampai 5,8 persen memberikan kesan pemerintah memaksakan pertumbuhan ekonomi yang harus lebih dari 5 persen. Menurutnya hal tersebut malah bisa menjadi bumerang bagi pemerintah. Apalagi tahun-tahun sebelumnya target pertumbuhan ekonomi pemerintah juga selalu meleset.

"Pada tahun 2019, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen namun realisasinya hanya mencapai 4,02 persen padahal hal itu belum terjadi pandemi Covid-19. Dan pada tahun 2020 yang telah direvisi karena dampak pandemi realisasinya juga masih macet dengan kontraksi minus 2,07 persen,” ucap Ade Rizk saat membacakan Pandangan Fraksi Partai Gerindra terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM dan PPKF) RAPBN Tahun Anggaran 2022 dalam sidang Paripurna DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (25/5).

Pada Kuartal pertama tahun 2021, sambungnya, ekonomi masih belum mampu mencapai pemulihan ekonomi yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan angka positif. Masih mengalami kontraksi dengan minus 0,74 persen, meski pada pertengahan Februari 2021 pemerintah melalui Menteri Keuangan telah merevisi target pertumbuhan yang ditetapkan oleh APBN tahun 2021 dari kisaran 4,5 sampai 5,5 persen menjadi 4,3 sampai 5,3 persen.

"Jika pemerintah masih menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 pada rentang 4,3 persen, maka Fraksi Partai Gerindra DPR RI meyakini dan mendorong pemerintah agar lebih keras lagi harus mengejar pertumbuhan ekonomi pada Kuartal ke-2, 3 dan 4. Capaian pada Kuartal 1 tahun 2021 masih minus yang harus ditutup dengan pertumbuhan pada kuarter kuarter berikutnya," terangnya.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024

Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.

Baca Selengkapnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Kondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya

Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.

Baca Selengkapnya
Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Staf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Paparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100
Paparkan Realisasi Investasi, Menteri Bahlil: Mudah-mudahan Saya Enggak Dikasih Nilai 11/100

Dia berharap agar penerus kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mampu mempertahankan stabilitas ekonomi di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya
Sri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia
Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia

Ekonomi Indonesia Diprediksi Meroket Usai Pemilu, Begini Data Bank Indonesia

Baca Selengkapnya
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023
Jokowi Rajin Bagi-Bagi Bansos, Tapi Ekonomi Indoensia Diramal Hanya Tumbuh 5,04 Persen Sepanjang 2023

Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2022 yang mencapai 5,31 persen (yoy).

Baca Selengkapnya
Karir Bergengsi Sri Mulyani Selain Jadi Menteri Keuangan
Karir Bergengsi Sri Mulyani Selain Jadi Menteri Keuangan

Posisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, Diprediksi Cuma Tumbuh 3,0 Persen

Dua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.

Baca Selengkapnya