Terdampak Corona, Rolls-Royce Rugi Rp 104 T di Semester I-2020

Merdeka.com - Perusahaan raksasa mesin pesawat dan mobil, Rolls-Royce melaporkan rekor kerugian setelah pandemi virus corona yang menyebabkan permintaan perjalanan udara menurun. Perusahaan mengumumkan kerugian sebelum pajak sebesar 5,4 miliar pound sterling atau Rp 104,22 triliun untuk paruh pertama tahun ini.

Dilansir dari BBC, Kepala eksekutif Warren East mengatakan bahwa dia tidak mengharapkan perusahaan pulih ke level akhir 2019 selama lima tahun. Dia mengatakan Rolls-Royce awalnya berharap dapat mengirimkan hingga 500 mesin jet tahun ini, tetapi sekarang hanya akan mengelola setengahnya.

Pada hari Rabu, perusahaan juga sudah mengkonfirmasi penutupan pabrik di Nottinghamshire dan Lancashire sebagai bagian dari rencana untuk memangkas 3.000 pekerjaan di seluruh Inggris. Langkah tersebut merupakan bagian dari pemotongan biaya yang diumumkan sebelumnya. Perusahaan juga akan memangkas tenaga kerjanya hingga seperlima.

Rolls-Royce saat ini juga sedang melakukan restrukturisasi terbesar dalam sejarahnya. Mereka akan mengurangi jumlah pabrik besar yang dimilikinya di seluruh dunia dari 11 menjadi cuma 6 pabrik.

Rolls-Royce mempekerjakan 50.000 orang di seluruh dunia, sekitar setengahnya di Inggris. Hingga kini sudah ada 4.500 orang pekerja di seluruh dunia telah meninggalkan perusahaan. Terlepas dari tindakan swadaya ini, Rolls Royce masih merugi 1,7 miliar poundsterling atau Rp 32,8 triliun pada paruh pertama tahun ini.

"Mengingat ketidakpastian yang sedang berlangsung di sektor penerbangan sipil, kami terus menilai opsi tambahan untuk memperkuat neraca kami untuk memungkinkan kami keluar dari pandemi yang ditempatkan dengan baik untuk memanfaatkan peluang jangka panjang di semua pasar,” ungkap pihak Rolls Royce

Reporter Magang : Brigitta Belia