Tekan Pengangguran, Pemerintah Diminta Antisipasi Peningkatan Pekerja Robotik
Merdeka.com - Pengamat Ekonomi Digital, Yudi Candra mengatakan, kemajuan teknologi dan revolusi industri 4.0 akan menjadi ancaman bagi tenaga kerja Indonesia. Pemanfaatan robot bisa dilakukan dalam segala aspek kegiatan industri, sehingga berpotensi peningkatan pengangguran di Indonesia.
"Di era digital, banyak hal bisa dikerjakan dengan mesin atau robot, ini bisa jadi bom waktu bertambahnya pengangguran di Indonesia," ujar dia di Jakarta, Kamis (21/3).
Yudi menyatakan, pada 2020, seluruh dunia akan masuk pada robotika canggih, termasuk di Indonesia. Sedangkan saat ini, di Indonesia ada sekitar 7 juta pengangguran di Indonesia. Jika semua industri sudah menggunakan robot, tidak mustahil ada kenaikan yang cukup besar pada tingkat pengangguran.
"Contoh sederhana saja yang sudah terjadi dalam sebuah pabrik handphone di kota Dongguan, China, yang menggunakan 650 orang dalam produksi, sekarang sudah digantikan oleh 60 robot di 10 line produksi, hanya diperlukan 60 orang operator. Dengan robot bisa lebih efisien, tentu saja pengusaha lebih memilih itu dari pada tenaga manusia karena dianggap lebih menguntungkan," jelas dia.
Oleh sebab itu, lanjut Yudi, sangat penting bagi pemerintah untuk segera mengantisipasi revolusi robotik pada industri nasional. Jika tidak, hal ini akan menjadi sumber masalah Indonesia di masa depan.
Terlebih, pada 2020-2045, Indonesia akan mengalami bonus demografi, di mana penambahan penduduk sesuai data dari Badan Pusat Statistik (BPS) ada sekitar 4 juta per tahunnya. Jika tidak ada peningkatan keterampilan pada generasi muda, maka bukan lagi generasi emas yang akan lahir tetapi melahirkan pengangguran terus meningkat.
"Siapa pun pemimpinnya yang nanti terpilih pada April besok, harus sudah menyiapkan platform bagaimana meningkat SDM yang punya keterampilan dan berdaya saing," ungkap dia.
Selain itu, kata Yudi, SDM Indonesia juga masih harus bersaing dengan Tenaga Kerja Asing (TKA). Hal ini karena, banyak SDM lokal yang belum mampu menjalankan mesin atau robot yang sudah mulai masuk di Indonesia.
"Jika pemerintah maupun SDM lokal tidak mau meningkatkan kualitas diri dengan trainee, coaching dan pelatihan, jangan salahkan jika ke depan tenaga kerja asing akan lebih membanjiri peluang kerja di Indonesia," tandasnya.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tantangan berat ketiga berasal dari disrupsi teknologi yang memberikan tekanan besar di sektor ketenagakerjaan.
Baca SelengkapnyaJokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi.
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan hakim agar peka terhadap rasa keadilan masyarakat dan mengikuti perkembangan teknologi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Rencana aturan tersebut dapat merugikan industri media digital yang tengah kena disrupsi tiada henti.
Baca SelengkapnyaPertimbangan penerbitan perpres itu untuk mendorong terwujudnya pelayanan publik berkualitas dan terpercaya.
Baca SelengkapnyaIndonesia dan Vietnam juga telah menyepakati penguatan kerja sama ketahanan pangan.
Baca SelengkapnyaCawapres Cak Imin, Gibran dan Mahfud MD asyik tertawa dan berpelukan meski para capres sedang debat panas.
Baca SelengkapnyaDahnil menjelaskan bahwa hilirisasi digital adalah penggunaan device bahkan hingga ke jaringan yang akan dibuat oleh putra-putri Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mengembangkan dan mewujudkan kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
Baca SelengkapnyaCalon presiden nomor urut tiga Ganjar Pranowo prihatin mendengar warga yang curhat tertipu calo penyalur tenaga kerja.
Baca Selengkapnya