Tanpa impor, persediaan minyak Indonesia hanya tahan 21 hari
Merdeka.com - PT Pertamina menyatakan pembangunan kilang minyak sangat diperlukan jika Indonesia memang serius ingin melaksanakan kemandirian energi. Pasalnya, tanpa impor, ketahanan negara akan kebutuhan energi hanya bertahan 21 hari.
Hal itu disampaikan oleh Vice President of Strategic Planning, Businness Development dan Operational Risk Rifining Directorate PT Pertamina (Persero) Ardhy Mokobombang. Menurut dia, kondisi ini dapat mengancam ketahanan nasional terutama di bidang keamanan.
Ardhy pun membandingkannya dengan beberapa negara seperti Korea Selatan. "Korea enam bulan aman mereka bertarung. Kita stok di kilang 21 hari. Kalau gasolin sekarang 2/3 impor dibandingin 1/3 dalam negeri. Kalau perang, tahan saja kapal yang masuk ke negara kita, selesai," kata Ardhy di Jakarta, Senin (30/9).
Ardhy mengatakan, kebutuhan untuk membangun kilang minyak harus diutamakan saat ini. Hal ini untuk mencegah adanya potensi melemahnya keamanan nasional.
"Bagaimana ketahanan energi kaitannya dengan kebutuhan kilang itu wajib, demi ketahanan nasional NKRI," ungkapnya.
Ardhy menambahkan, untuk membangun kilang dibutuhkan dukungan dari pemerintah dengan memberikan keringanan, seperti insentif untuk perusahaan pengembang.
"Korea tidak punya minyak, dia bisa produksi 4 juta barel per hari. Masalahnya di insentif, infrastruktur. Seperti di Singapura, kalau dibebankan korporasi keberatan juga kita, selama ini kita mencari keuntungan sangat besar," pungkas Ardhy.
(mdk/bmo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Upaya Bulog untuk mendatangkan impor beras kali ini akan jauh lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaTurunnya impor non migas karena penurunan mesin peralatan mekanis dan bagiannya, plastik dan barang dari plastik serta kendaraan dan bagiannya.
Baca SelengkapnyaPotensi kehilangan koper atau bahkan isi koper sangat mungkin terjadi dalam perjalanan apapun.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaDaging sapi di pasaran langka hingga sebabkan kenaikan harga, hal ini jadi biang keladinya.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaTingkat produksi itu dicapai atas keberhasilan sumur pengembangan ST-217 yang berkontribusi sebesar 269 BOPD.
Baca SelengkapnyaIndonesia kini menghadapi diskriminasi perdagangan dari banyak negara terkait kebijakan ekspor minyak kelapa sawit.
Baca SelengkapnyaPerubahan HET MinyaKita dilakukan karena dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan harga biaya pokok produksi yang terus mengalami perubahan.
Baca Selengkapnya