Tahun pemilu, investor minat bisnis makanan hingga properti
Merdeka.com - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melihat beberapa sektor yang menjadi tren investasi di Indonesia sepanjang triwulan 1-2014.
Kepala BKPM Mahendra Siregar memaparkan bahwa sepanjang triwulan 1-2014, investasi di Indonesia bertumbuh 14,6 persen atau mencapai angka Rp 106,6 triliun. Angka tersebut terbagi atas Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 34,6 triliun atau mencapai 48 persen dari total investasi, sedangkan Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 72 triliun atau 67,5 persen.
"Realisasi investasi di kuartal pertama 2014 masih bertumbuh cukup bagus dan menunjukkan peningkatan dibanding periode yang sama tahun 2013, di tengah pelaksanaan Pemilu Legislatif. Ini menunjukkan ekspektasi para investor terhadap stabilitas dan kualitas demokrasi di Indonesia meningkat," kata Mahendra di Kantor Pusat BKPM, Jakarta, Kamis (24/4).
Mahendra memaparkan tren sektor-sektor investasi yang diminati di Indonesia. Untuk PMDN, setidaknya terdapat lima sektor utama yang menjadi sasaran para investor.
Kelima sektor tersebut yakni, sektor listrik, gas dan air sebesar Rp 11,3 triliun atau mencapai 32,8 persen dari total PMDN. Industri makanan sebesar Rp 4,8 triliun atau mencapai 14 persen dari total PMDN. Properti, industri properti dan aktivitas bisnis sebesar Rp 4,6 triliun atau mencapai 13,2 persen dari total PMDN.
Transportasi, gudang dan telekomunikasi sebesar Rp 3,1 triliun atau mencapai 8,9 persen dari total PMDN. Konstruksi sebesar Rp 2,3 triliun atau mencapai 6,6 persen dari total PMDN.
"Untuk PMDN masih sektor jasa, tetap sama dibandingkan sebelumya sebenarnya. Diikuti manufaktur dan lain-lain termasuk pertanian," kata Mahendra.
Untuk Penanaman Modal Asing (PMA), lima sektor yang diminati para investor yakni sektor tambang sebesar USD 1,7 miliar atau mencapai 24 persen dari total PMA. Industri makanan sebesar USD 800 juta atau mencapai 11,4 persen. Industri transportasi, perlengkapan dan transportasi lain sebesar USD 600 juta atau mencapai 8,8 persen.
Tanaman pangan dan perkebunan sebesar USD 600 juta atau mencapai 8,4 persen. Kertas dan industri percetakan sebesar USD 500 juta atau mencapai 7,5 persen.
Sedangkan untuk yang PMA pertambangan 24 persen. Beberapa izin yang terintegrasi antara pertambangan penggaliannya dengan pemrosesannya, sehingga masuk klasifikasi sektor pertambangan tapi yang terintegrasi.
"Tapi untuk investasi yang smelter untuk pemrosesan masuk ke industri pengolahan. Pertambangan yang 24 persen itu juga termasuk investasi yang terintegrasi antara eksplorasi ataupun pengolahan," tutup Mahendra.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Investasi Properti Susah Dijual, Masyarakat Indonesia Masih Pilih Simpan Emas
Banyak masyarakat Indonesia yang memilih berinvestasi pada emas di tengah gempuran beragam pilihan investasi lain.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaPemilu Berjalan Sukses, Jokowi Ingin Investor Lebih Banyak Tanam Modal di Indonesia
Diakui Jokowi, banyak investor yang memilih untuk menunggu untuk berinvestasi di Indonesia saat pemilu 2024 berlangsung.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bisnis Sewa Mobil Listrik Makin Marak, Incar Destinasi Wisata Populer Bali
Salah satu penyedia jasa sewa mobil listrik di Pulau Dewata adalah Baliqu Car Rental, pelopor sewa mobil listrik pertama di Bali.
Baca SelengkapnyaJokowi Akui Banyak Pelaku Bisnis Khawatir Politik Indonesia Panas Jelang Pemilu 2024
Jokowi bersyukur karena pelaksanaan pemilihan umum 2024 berjalan lancar. Jokowi menargetkan arus modal masuk dan investasi kembali masuk ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemilu Satu Putaran Dinilai Berdampak Baik ke Investasi, Ini Alasannya
Pemilu 2024 akan diselenggarakan secara serentak pada Rabu, 14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaEkonomi di Bali Terancam Kolaps Jika Pajak Hiburan Naik hingga 75 Persen
Ada pun lini bisnis yang terdampak kenaikan pajak hiburan antara lain karaoke, kelab malam hingga spa.
Baca SelengkapnyaKemenko Perekonomian: Pengusaha Tahan Investasi Sampai Ada Presiden Terpilih
Memasuki tahun politik 2024, banyak investor yang mempertanyakan peluang berinvestasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPulang Tanpa Bawa Tabungan, Begini Cara Mantan PMI Asal Serang Rintis Jualan Olahan Bandeng hingga Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah
Berbekal keyakinan kuat meski dengan modal yang minim, Midah kemudian membaca peluang untuk memulai usaha kuliner ini.
Baca Selengkapnya