Surya Citra Media Kebut Kinerja Profitabilitas Vidio Sebelum IPO
Merdeka.com - PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) tengah fokus untuk menciptakan dan meningkatkan laba platform Vidio. Ini dilakukan sebelum menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), Sutanto Hartono menuturkan, investor selalu melihat waktu untuk dapat exit, dan salah satunya melalui penawaran umum perdana atau IPO. Di sisi lain, Surya Citra Media juga perlu menciptakan kinerja keuangan positif untuk Vidio agar memberikan kepercayaan kepada investor baru dalam hal ini publik sehingga patut sebagai portofolio investasi.
"Jadi investor selalu lihat kapan bisa exit. Salah satu paling nyaman IPO. Kami mendapatkan pressure healthy untuk kapan siap menuju langkah IPO. Tetapi lihat dua hal IPO, kesiapan semacam confident kepada investor baru. Dalam hal ini kita sudah memiliki buttomline healthy memang patut untuk investasi," ujar dia saat paparan publik perseroan, Rabu (14/6).
Sutanto menuturkan, IPO bukan merupakan sesuatu yang tak bisa dipaksakan karena juga memperbaiki kinerja ke depan sehingga dapat menciptakan profitable. Apalagi terjadi pergeseran yang semula investasi untuk ciptakan pertumbuhan pengguna, tetapi saat ini juga menciptakan laba.
"Fokus growth subcription pengguna tetapi sekarang shifting dari investasi lebih ke profitable buttom line. Lakukan adjustment efisiensi fokus memberikan kontribusi nyata ke growth subcription. Perubahan butuhkan waktu, kami optimistis we are on the track," ujar dia.
Kondisi Pasar Modal
Selain itu, kondisi pasar modal juga jadi salah satu pertimbangan untuk melakukan IPO. Sutanto mengatakan, kondisi pasar modal tidak dalam kondisi optimal. "Sedang melakukan adjustment. Break even point (BEP) dalam waktu 2-3 tahun," ujar Sutanto.
Kalau melihat BEP, ada tiga hal yang diperhatikan seperti subcription, advertising atau dari iklan iklan yang masuk, dan pengembangan bisnis yang relevan dengan platform Vidio.
Demikian juga RANS Entertainment. Sutanto menuturkan, RANS Entertainment memiliki potensi luar biasa dengan jumlah pengikut yang signifikan dan kreativitas. "Satu keluarga bisa memiliki 140 juta followers subcriber, kalau kita jalankan itu luar biasa. Kita di grup Emtek dengan segala macam aset digital baru 185 juta, itu satu grup. Ini satu keluarga 140 juta," ujar dia.
Namun, dia melihat potensi RANS Entertainment berbeda dari yang dilakukan korporasi. Oleh karena itu butuh dukungan untuk mempersiapkan seperti korporasi sehingga dapat IPO. "Saat ini RANS seakan-akan dari perusahaan keluarga growth cepat butuh support. Apalagi siapkan IPO," ujar dia.
Oleh karena itu, Sutanto menuturkan, bila ditanya kapan IPO untuk Vidio dan RANS Entertainment belum dapat dilakukan dalam satu tahun ini. "Apakah IPO dalam setahun ini?Jawabannya tidak. Demikian juga RANS," ujar dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PT SUNI Bakal Gelontorkan Belanja Perseroan telah mencapai 30,5 persen target laba bersih tahun.Modal Rp327,4 Miliar di Tahun 2024
Baca SelengkapnyaDalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca SelengkapnyaNama Djoko Susanto kini tak asing di telinga masyarakat Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sampai dengan saat ini telah terdapat 887 perusahaan tercatat di pasar modal Indonesia, dengan 28 perusahaan dalam pipeline atau antrean pencatatan saham.
Baca SelengkapnyaSaat ini PKS memilih fokus memantau proses perhitungan suara Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN)
Baca SelengkapnyaPihaknya berencana akan membuka kembali keran eskpor ke AS. Bahkan pihaknya telah melakukan tahap pembicaraan dengan importir dari Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaSahroni memastikan Surya Paloh sendirian. Mereka bertemu di Istana.
Baca SelengkapnyaKesempatan yang diberikan KPU RI memang untuk berdebat, jika seirama maka tak pantas disebut debat.
Baca SelengkapnyaIndonesia semakin memiliki daya tarik dan diharapkan semakin banyak investasi untuk di sektor parekraf.
Baca Selengkapnya