Survei BPS: 20 Persen Masyarakat Tolak Vaksinasi Covid-19
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) menggelar survei online terkait kepercayaan masyarakat terhadap program vaksinasi Covid-19. Hasilnya, 20 persen warga tak mau divaksinasi.
"Itu alasannya karena khawatir dengan efek samping atau tidak percaya kepada efektivitas vaksin, itu mencapai 20 persen dari responden yang belum melakukan vaksin," kata Kepala BPS, Margo Yuwono dalam sesi teleconference, Senin (2/8).
Margo menjelaskan, dari 20 persen orang yang tak percaya vaksin tersebut, sekitar 15,8 persen di antaranya tak mau divaksinasi karena takut efek samping. Sementara 4,2 persen lainnya tidak mau karena tidak percaya efektivitas vaksin.
"Ini adalah khusus responden yang belum melakukan vaksin. Kalau ditanya alasan kenapa belum melakukan vaksin, itu sebanyak 20 persen khawatir karena efek samping dan juga tidak percaya pada efektivitas vaksin," ungkapnya.
Menurut catatan BPS, sebanyak 80 persen orang yang belum melakukan vaksin Covid-19 pun alasannya bermacam-macam. Sebanyak 32,5 persen beralasan belum bisa divaksin akibat faktor kesehatan, ibu hamil, hingga sarana dan akses jalan menuju tempat penyuntikan yang sulit.
Mencari Lokasi
Sementara 26,3 persen lainnya kini masih mencari lokasi yang menyediakan kuota vaksinasi. Kemudian 21,2 persen mengaku sudah terjadwal mendapati vaksin Covid-19, tapi belum waktunya.
Adapun survei BPS terhadap perilaku masyarakat selama pandemi Covid-19 ini digelar untuk 212.762 responden pada periode waktu 13-20 Juli 2021.
Dari jumlah tersebut, 55,2 persen responden merupakan perempuan, dan 44,8 persen pria. Jika dipilah secara area, mayoritas atau 71,3 persen responden berasal dari wilayah Jawa dan Bali, sedangkan 28,7 persen sisanya tinggal di luar Jawa dan Bali.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terkait mobilisasi orang yang banyak berpotensi terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru, pemerintah belum mengeluarkan kebijakan pembatasan perjalanan.
Baca SelengkapnyaKebanyakan responden ingin mengetahui segera siapa yang menggantikan Jokowi.
Baca SelengkapnyaImbauan ini mengingat penularan Covid-19 dilaporkan kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
79,8 persen responden mengaku telah mantap dengan pilihannya tersebut.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca SelengkapnyaTren kenaikan kasus mingguan Covid-19 nasional per 9 Desember 2023 dilaporkan menyentuh angka 554 kasus positif.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaHingga 19 Desember 2023, jumlah kasus Covid-19 JN.1 mencapai 41 kasus.
Baca Selengkapnya