Suram, kinerja manufaktur China sentuh titik terendah dalam 6 tahun
Merdeka.com - Data manufaktur China merosot tajam dan menyentuh titik terendah dalam 6 tahun terakhir. Ini sebagai tanda bahwa pergerakan pabrik dan industri di China mulai lesu.
Index manufaktur China jatuh ke level 47,0 pada September ini. Angka terburuk dalam 78 bulan terakhir. Penurunan sudah mulai terasa sejak Agustus lalu, di mana data manufaktur China sudah menyentuh level 47,3.
Menurut Caixin Insight and Markit Economics, index yang berada di bawah 50 berarti menunjukkan perlambatan di sektor manufaktur.
"Alasan pemerintah ini terjadi karena ada perubahan terkait permintaan eksternal dan harga. Perlu kesabaran agar kebijakan yang dirancang bisa membawa stabilitas dan efektivitas," kata kepala ekonom Caixin Insight, He Fan.
Data ekonomi China memang terlihat suram yang dipicu oleh perlambatan ekonomi. Namun, Beijing masih terlihat tenang dan optimis pertumbuhan ekonomi mereka masih akan mencapai 7 persen tahun ini.
Presiden Xi Jiniping terus berusaha meyakinkan investor, dan mengatakan perekonomian China berjalan sesuai perkiraan.
Namun demikian, investor merespon negatif perekonomian China. Terbukti, bursa saham Shanghai anjlok 0,8 persen di awal perdagangan. Sementara itu, bursa saham Shenzen juga turun 0,3 persen.
Tidak hanya itu, bursa Hong Kong atau Hang Seng juga turun lebih dari 2 persen. Investor kembali akan mendapat data manufaktur terbaru pada 1 Oktober 2015 mendatang. Ini bertepatan dengan rilis pemerintah China soal PMI untuk bulan September.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kerap kali peraturan atau regulasi yang sudah diputuskan di level pusat tidak dapat dijalankan di level daerah karena alasan-alasan tertentu.
Baca SelengkapnyaIndustri pembiayaan diprediksi akan terus meningkat tahun ini.
Baca SelengkapnyaAdapun perhitungan ini didapatnya setelah berkaca dari China, yang butuh waktu 40 tahun untuk jadi negara dengan kekuatan ekonomi besar dunia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Artinya, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi tinggi dan angka inflasi relatif bagus dan rendah.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga komoditas membuat industri semen tertekan di 2023.
Baca SelengkapnyaDi sisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai.
Baca SelengkapnyaSelain dari aspek liburan, momentum kenaikan upah minimum pendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaJjumlah penduduk China berkurang 850.000 orang menjadi sekitar 1.411,75 juta pada tahun 2022.
Baca SelengkapnyaIndeks Pembangunan Manusia Indonesia naik peringkat dari urutan 114 ke 112
Baca Selengkapnya