Sudirman Said akui urus sektor energi asyik, dihajar kanan kiri
Merdeka.com - Dalam beberapa pekan terakhir nama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said jadi sorotan publik. Terutama setelah keputusan pemerintah membubarkan anak usaha PT Pertamina yaitu PT Pertamina Energy Trading Limited (Petral) dan tersindirnya presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hampir 10 bulan mengurus persoalan sektor energi Sudirman Said curhat besarnya tantangan yang harus dihadapi. Termasuk soal tingginya target yang harus dikejar. Ditambah adanya tekanan dari pihak-pihak lain yang disebutnya mencoba mengambil keuntungan dari sektor yang jadi tanggung jawabnya. Sudirman mengaku menikmati semua risiko yang ada di depan mata.
Mulai dari desakan agar dia dicopot dari jabatannya sebagai menteri ESDM, kritikan karena menyinggung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kasus Petral hingga tudingan menerima gratifikasi penggunaan jet pribadi.
"Risikonya memang asyik, dihajar kanan-kiri, diisukan macam-macam, karena sebenarnya yang kita lawan adalah pemikiran pragmatis, zona nyaman, menikmati kenikmatan impor yang hanya dinikmati oleh segelintir orang," kata Sudirman Said di kantornya, Minggu (31/5).
Meskipun risikonya besar, pemangku kebijakan harus kuat melewatinya. Sebab, Indonesia akan memasuki masa-masa sulit jika tidak ada perubahan yang dimulai dari sekarang.
"Perubahan itu harus dilakukan meskipun harus dilewati banyak tantangan," tegasnya.
Salah satu perubahan yang harus terus dilakukan adalah meninggalkan energi fosil dan mengganti dengan memaksimalkan energi baru terbarukan sebagai masa depan energi nasional. Berulang kali disebutkan, cadangan energi fosil makin lama makin turun. "Kita harus mampu menurunkan ketergantungan pada fosil," katanya.
Banyak pekerjaan rumah sektor energi yang harus dilakukan. Untuk konservasi energi, Sudirman menargetkan efisiensi energi 10 persen pada 2019. Untuk ketenagalistrikan, program 35.000 megawatt jadi tantangan besar yang direalisasikan. Belum lagi kewajiban mendorong industri pendukung dan kandungan lokal ketenagalistrikan.
untuk sektor migas, perlu menggenjot eksplorasi untuk meningkatkan cadangan produksi migas. Lalu pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan pembangunan kilang, infrastruktur, peningkatan konsumsi biofuel dan konversi BBM ke Bahan Bakar Gas (BBG). Yang tak boleh dilupakan, program hilirisasi industri tambang dan logam. "Tugas bangsa ini mengurus energi ke depan lebih baik," pesannya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sudirman mengaku teringat dengan suasana politik di 1998.
Baca SelengkapnyaKata Sudirman, situasi saat ini lebih kompleks ketimbang pada masa lalu.
Baca SelengkapnyaDia menyebut, seorang pemimpin yang berpikir sangat legalistik bakal mementingkan kemauan diri sendiri.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sudirman menyoroti syarat yang diatur dalam Pasal 169 Undang-Undang Pemilu Nomor 7 Tahun 2017.
Baca SelengkapnyaSiapapun yang dipanggil oleh MK dalam persidangan nanti disebutnya wajib untuk hadir.
Baca SelengkapnyaSudirman menilai skenario tersebut sebagai itikad buruk yang mengancam demokrasi.
Baca SelengkapnyaDampak perubahan iklim global tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga seluruh negara di dunia.
Baca SelengkapnyaSaat ini Indonesia dalam tahap pengembangan SIPK dalam upaya meningkatkan partisipasi industri untuk memanfaatkannya.
Baca SelengkapnyaPemerintah seharusnya mengevaluasi faktor penyebab kegagalan pencapaian target investasi energi terbarukan selama ini.
Baca Selengkapnya