Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Strategi Pedagang Warteg Siasati Telur Mahal Tanpa Naikkan Harga Jual

Strategi Pedagang Warteg Siasati Telur Mahal Tanpa Naikkan Harga Jual Jokowi makan di warteg. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Pedagang Warung Tegal (Warteg) harus memutar otak lebih dalam menyikapi mahalnya harga telur. Saat ini, harga pangan tinggi protein tersebut dijual Rp30.000 sampai dengan Rp31.000 per kilogram (kg) dari harga normal berkisar Rp 24.000 per kg.

Ketua Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara), Mukroni mengatakan, pihaknya kini lebih memilih untuk membeli telur ayam dengan volume lebih kecil dari ukuran normal. Cara ini terpaksa dilakukan untuk memangkas biaya produksi di tengah kenaikan harga sembako.

"Jadi, sekarang lebih pilih telur ayam yang ukuran kecil. Lumayan isinya lebih banyak daripada beli ukuran normal yang biasanya berisi 16 butir per kilo," ujar Mukroni kepada Merdeka.com di Jakarta, Jumat (2/9).

Mukroni menjelaskan, strategi tersebut terpaksa diterapkan ketimbang menaikkan harga makanan. Sebab, dirinya takut pelanggan akan kabur jika harga makanan di warteg juga mengalami kenaikan.

"Mau tidak mau, sekarang kita kurangi volume ukuran telurnya. Yang penting harga makanan tidak naik," bebernya.

Diakuinya tak sedikit pelanggan yang melayangkan protes. Namun, di sisi lain pelanggan juga memaklumi hal tersebut dilakukan untuk menutup kerugian akibat mahalnya harga telur ayam.

"Jadi, kami mohon pemerintah segera turun tangan untuk menekan harga jual telur di pasaran. Karena, semua serba mahal sekarang. Kasihanilah rakyat kecil," tutupnya.

Mendag: Program Bansos Buat Harga Telur Naik

Sebelumnya, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan membeberkan penyebab mahalnya harga telur ayam di pasaran saat ini. Salah satu penyebabnya yaitu tindakan afkir dini atau upaya mengurangi produksi indukan yang dilakukan peternak.

Selain itu, ada program bantuan sosial (bansos) yang memengaruhi stok di pedagang sehingga harga telur ayam ras terus naik.

"Kemensos kebetulan merapel programnya tiga bulan sekaligus. Telur lagi dibeli. Jadi satu afkir dini, kedua Kemensos bantuan tiga bulan dirapel. Bantuan telurnya banyak, jadi (harga) naik," kata Mendag Zulkifli saat ditemui di kawasan Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (24/8).

Mendag menilai distribusi telur dalam skala besar untuk program bantuan sosial (bansos) menyebabkan permintaan telur ayam meningkat di pasaran dan berdampak pada kenaikan harga.

Oleh sebab itu, Kementerian Perdagangan segera melakukan pertemuan dengan pelaku usaha pada tingkat peternakan petelur ‘day old chicken’ (DOC).

"Mudah-mudahan tiga minggu sampai satu bulan mendatang sudah mulai turun lagi tapi dengan harga yang wajar. Konsumen beli tidak berat tapi peternaknya tidak rugi," tutupnya.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jangan Kaget Makan di Warteg Porsi Nasi Jadi Sedikit dan Tak Lagi Pulen, Pedagang: Porsi Dikurangi Daripada Naikkan Harga
Jangan Kaget Makan di Warteg Porsi Nasi Jadi Sedikit dan Tak Lagi Pulen, Pedagang: Porsi Dikurangi Daripada Naikkan Harga

Bahkan, pelanggan terpaksa merogoh uang lebih dari biasanya untuk menambah porsi nasi agar menjadi lebih banyak.

Baca Selengkapnya
Satgas Pangan Polri Beberkan Penyebab Harga Telur dan Daging Masih Tinggi Jelang Lebaran
Satgas Pangan Polri Beberkan Penyebab Harga Telur dan Daging Masih Tinggi Jelang Lebaran

Harga tinggi telur dan daging itu ditemukan Satgas Pangan Polri mengecek ketersediaan stok pangan di sejumlah pasar tradisional.

Baca Selengkapnya
Harga Beras Mahal, Warga Lebak Terpaksa Beralih Makan Singkong
Harga Beras Mahal, Warga Lebak Terpaksa Beralih Makan Singkong

Warga Rangkasbitung mengaku memilih mengonsumsi singkong sebagai makanan alternatif saat harga beras meroket.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Pedagang Keluhkan Susahnya Dapat Beras Premium Jelang Ramadan, Kalaupun Ada Harganya Mahal
Pedagang Keluhkan Susahnya Dapat Beras Premium Jelang Ramadan, Kalaupun Ada Harganya Mahal

Saat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.

Baca Selengkapnya
Harga Beras Melambung, Ketahui Sejumlah Bahan Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Pengganti Nasi Putih
Harga Beras Melambung, Ketahui Sejumlah Bahan Pangan Lokal Sumber Karbohidrat Pengganti Nasi Putih

Indonesia sebenarnya memiliki sangat banyak sumber karbohidrat yang tidak kalah dari nasi. Ketahui sejumlah alternatif pangan yang bisa menjadi pengganti nasi.

Baca Selengkapnya
Harga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya
Harga Pangan di Jakarta Naik, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada beberapa harga komoditas bahan pangan yang mengalami kenaikan antara lain, beras, telur ayam, daging ayam, dan gula pasir.

Baca Selengkapnya
Pria Ini Tak Takut Gagal Merintis Usaha Selama Masih Ada Ibu, Akhirnya Sukses Jual Makanan dengan Omzet Rp20 Juta Sebulan
Pria Ini Tak Takut Gagal Merintis Usaha Selama Masih Ada Ibu, Akhirnya Sukses Jual Makanan dengan Omzet Rp20 Juta Sebulan

Dengan modal terbatas, Dicky merintis usaha martabak di pelataran rumahnya. Dia sempat ragu dan takut memulai usaha.

Baca Selengkapnya
Blusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal
Blusukan di Pasar Palembang, Ganjar Pranowo Kaget Harga Daging Mahal

Ganjar pun membeli beberapa sayuran untuk dibawa pulang. Sontak itu membuat pedagang antusias melayaninya.

Baca Selengkapnya
Beras Masih Mahal, Pemerintah Diminta Segera Stabilisasi Harga Pangan
Beras Masih Mahal, Pemerintah Diminta Segera Stabilisasi Harga Pangan

Berdasarkan data Bapanas per Selasa (19/3), harga beras premium berada di kisaran Rp16.490,- per Kg.

Baca Selengkapnya