Strategi BI Jaga Nasib Uang Kertas di Tengah Perkembangan Pembayaran Nontunai
Merdeka.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan penggunaan uang kertas akan semakin minim di tengah pesatnya perkembangan instrumen pembayaran digital. Ini akan mempengaruhi peran Bank Indonesia sebagai otoritas penerbit uang.
Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Erwin Haryono mengatakan, instrumen pembayaran saat ini sedang tumbuh secara digital di banyak negara, terutama di China. Adapun keuangan digital meliputi sistem QR Code hingga uang elektronik.
Untuk alasan ini, dia menekankan bahwa Bank Indonesia mau tidak mau harus mengikuti tren tersebut. Sebab, jika tidak, peran Bank Sentral sebagai pencipta uang akan terkikis karena pengembangan sistem pembayaran dikembangkan oleh sektor swasta.
"Ke depan, uang sudah tidak lagi uang kertas, semua digital sehingga proses penciptaan uang akan sangat berubah. Dari sejak awal visi ini harus dipegang karena kalau tidak proses penciptaan uang mungkin tidak lagi dalam kontrolnya bank sentral," kata dia, di kantornya, Senin (27/5).
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011, pencetakan Rupiah dilakukan oleh Bank Indonesia, dengan menunjuk perusahaan milik negara, yaitu Perum Peruri, sebagai pelaksana Pencetakan Rupiah. Karena uangnya sendiri berubah, konon Bank Indonesia akan melakukan penyesuaian.
"Padahal kan bank sentral tugasnya menciptakan uang dan menjaga kestabilan uang, uangnya sekarang berbeda. Tapi kita tidak berpikir orang tidak pakai uang kertas itu dibanyak negara tetap dipakai tapi tetap ada perkiraan peralihan," ujarnya.
Oleh karena itu, melalui blueprint Visi Sistem Pembayaran Indonesia 2025, Bank Indonesia telah mengantisipasi hal ini dengan mendukung integrasi ekonomi keuangan digital nasional sehingga dapat menjamin fungsi bank sentral dalam proses sirkulasi uang, kebijakan moneter dan stabilitas sistem keuangan, dan mendukung inklusi keuangan.
"Bentuk penggunaan uangnya bergeser, bentuk konsekuensinya bisa ke monetary policy, stabilitas sistem keuangan, itu yang harus dikaji. Kalau sejak awal kita paham harus bisa melihat semua kemungkinan-kemungkinan itu bisa terintegrasi, proses penciptaan sistem uang digital tetap in control dan jadi pelumas ke mesin ekonomi Indonesia," tutupnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bagi masyarakat yang ingin menukarkan uang melalui pelayanan tersebut harus membawa indentitas seperti kartu tanda penduduk (KTP).
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi era digitalisasi, perbankan dituntut untuk adaptif dalam memanfaatkan saluran penyampaian informasi kepada khalayak.
Baca SelengkapnyaBPD Bali memiliki peran strategis karena ditunjuk Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali sebagai bank persepsi.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Terungkap, Begini Strategi Perbankan Dalam Negeri Dorong Transaksi Non-Tunai
Baca SelengkapnyaPeluncuran e-money ini tidak hanya untuk mendukung pembangunan IKN saja, melainkan ini sebagai langkah Mandiri untuk melakukan transformasi digitalisasi.
Baca SelengkapnyaBRI Prioritas bukan hanya berikan layanan perbankan, tetapi juga konsultasi perencanaan keuangan yang terintegrasi.
Baca SelengkapnyaSaat ini banyak modus penipuan yang dilakukan di bidang keuangan dengan memanfaatkan media sosial.
Baca SelengkapnyaPara pelaku UMKM juga diberi solusi perihal transaksi finansial dan transaksi ekspor serta wawasan dan pengetahuan baru.
Baca SelengkapnyaBank DKI berkomitmen untuk melakukan inovasi dalam produk dan layanan perbankan digital, yang akan semakin memudahkan nasabah, mitra, dan pemangku kepentingan.
Baca Selengkapnya