Stok Masih Cukup, Pemerintah Tak Akan Impor Pangan Hingga Akhir Tahun
Merdeka.com - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan, pihaknya belum melihat perlunya impor bahan pangan hingga akhir tahun. Sebab dari pantauan Kemendag, ketersediaan dan pasokan bahan pangan dalam negeri masih cukup.
"Akhir tahun ini sementara belum ada. Kita akan lihat kecukupan tersebut. Arahnya ke sana," ungkapnya, saat ditemui, di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (13/11).
Selain itu, terkait persiapan menjelang Natal dan Tahun Baru, belum ada indikasi bahwa impor harus dilakukan. "Kita akan lihat nanti kebutuhan. Impor ini kan tujuannya substitusi. Jadi kita evaluasi dengan turunnya ini, kita lihat kebutuhan di lapangan," imbuhnya.
"Natal ini kan bulan Desember. Jadi makanya kita sudah mulai kirim beberapa tim ke lapangan untuk melihat kecukupan pasokan di daerah dan juga kesiapan pelaku usaha serta Pemda. Kan ini ada kaitannya juga dengan pemda dan pelaku usaha di daerah," imbuhnya.
Upaya menekan impor tersebut, jelas Agus, sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ke depan, Indonesia bakal lebih selektif dalam melakukan impor.
"Selektif ini harus juga melihat kecukupannya dan kondisi di lapangan. Artinya jangan sampai waktu panen kita impor barang yg sama. Selektif dalam pengertian begitu. Bukan, kita tidak melarang impor, tapi kita juga menyeleksi impor itu supaya timing-nya pas, dan kita kerja sama dengan kementerian lain," jelasnya.
Terjunkan Tim
Agus menjelaskan, pihaknya akan menjaga stabilitas harga bahan pokok jelang Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Menurut dia, ada sejumlah bahan pokok yang diwaspadai bakal mengalami kenaikan harga, seperti beras daging, gula, dan minyak goreng.
"Ayam ras, cabai, bawang putih. Jadi kita harus stabilkan kebutuhan bahan pokok yang biasa digunakan untuk hari besar keagamaan," kata Agus.
Kemendag pun akan mengirimkan tim pemantau ke pasar-pasar. Dengan demikian kondisi pasokan bahan pokok dapat terpantau.
"Jadi semua ini kan pasokan kita masih ada kecukupan memang nanti kita antisipasi dengan perubahan iklim. Untuk sementara ini kita masih lihat masih ada kecukupan," tandasnya.
Gelar Operasi Pasar
Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Suhanto mengatakan, Kemendag sudah siap menjaga ketersediaan dan harga pangan jelang liburan Natal dan Tahun Baru 2020. Salah satu caranya yaitu menggelar operasi pasar di ritel modern.
Operasi pasar ini akan dilakukan dengan berkolaborasi antara pengusaha ritel modern dan Perum Bulog. Usaha Kemendag akan makin intens pada dua minggu menjelang Nataru.
"Baru saja dilakukan rapat bersama antara ritel modern yang ada di seluruh Indonesia di mana Pak Menteri (Agus Suparmanto) telah memberikan guidance agar dalam rangka stabilisasi bahan pokok, khususnya beras, nantinya ritel modern akan menjual Beras Milenium di seluruh Indonesia," kata Suhanto di Jakarta, Jumat (8/11).
Diharapkan program ini bisa menjaga harga pangan tetap di Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Jadi kami harapkan dengan adanya ritel modern ikut serta nanti, semua barang-barang kebutuhan pokok, khususnya yang ada HET seperti beras, minyak goreng, gula pasir, dan daging akan selalu dalam keadaan terjamin HET-nya," jelasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Impor beras dari Kamboja untuk memenuhi kebutuhan stok beras menjelang Idul Fitri 1445H.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui Bapanas menugaskan Bulog untuk melaksanakan 2 instrumen utama untuk mengantisipasi gejolak harga beras.
Baca SelengkapnyaIni dilakukan karena Pemerintah tidak ingin harga pangan membebani masyarakat saat bulan puasa.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Presiden menyampaikan pemenuhan kebutuhan pangan merupakan prioritas pemerintah saat ini.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah mempertimbangkan untuk menghentikan sementara penyaluran bantuan pangan beras saat hari tenang hingga pencoblosan pemilu yakni 11-14 Februari 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Kementan tengah fokus pada pemenuhan pangan dalam negeri untuk menekan kebijakan impor. Dua di antara komoditas jagung dan padi.
Baca SelengkapnyaTambahan kuota impor ini jadi pelengkap izin impor sebanyak 2 juta ton yang sudah diproses lebih dahulu.
Baca SelengkapnyaDalam tugasnya Kemendag akan mengeluarkan persetujuan impor. Kemudian, Bapanas bertugas untuk memberikan penugasan impor tersebut.
Baca Selengkapnya