Sri Mulyani Waspadai Dampak Inflasi dan Kebijakan Moneter Negara Maju
Merdeka.com - Naiknya angka inflasi di berbagai negara maju perlu diwaspadai, terutama di Eropa dan China. Sebab, tingginya inflasi bisa berdampak pada harga produk di level konsumen.
"Transisi ini harga konsumen ini bisa meningkatkan tekanan inflasi (di Indonesia)," Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati di Istana Negara, Jakarta, Senin (29/11).
Selain inflasi, kebijakan moneter negara maju juga perlu menjadi perhatian pemerintah. Sehingga bisa menghindar dari dampaknya seperti risiko tapering.
Dalam kondisi ketidakpastian yang tinggi ini, IMF telah menurunkan ramalan pertumbuhan ekonomi global menjadi 5,7 persen dari sebelumnya akan tumbuh 5,9 persen di tahun 2022. Sedangkan untuk tahun ini hanya tumbuh 4,5 persen dari prediksi sebelumnya 4,9 persen.
"Perekonomian global ini harus diwaspadai," kata Sri Mulyani.
Di sisi lain, Indonesia juga harus mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional. Pada kuartal IV tahun ini pemulihan ekonomi telah terjadi secara akseleratif seiring dengan penanganan Covid-19 yang makin efektif.
Sri Mulyani meyakini pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini bisa mencapai target yang telah ditentukan. Mengingat sektor produksi untuk konsumsi ekspor, manufaktur, perdagangan dan pertambangan terus bergerak menuju pemulihan.
"Outlook kita tahun ini masih bisa tumbuh 3,5 persen hingga 4 persen," kata dia.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ramalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaProyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaDua faktor ini menjadi penyebab pertumbuhan ekonomi global terganggu, bahkan lebih rendah dari proyeksi tahun lalu.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaMenyikapai Rupiah terus melemah, Kementerian Keuangan terus memperkuat koordinasi bersama Komite Stabilitas Sistem Keuangan.
Baca SelengkapnyaKondisi ekonomi global 2023 diprediksikan oleh banyak lembaga internasional merupakan tahun yang cukup gelap.
Baca SelengkapnyaPosisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca Selengkapnya