Sri Mulyani Sebut Daya Saing RI Turun Karena Kualitas SDM Masih Rendah
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, turunnya peringkat daya saing RI karena kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih rendah. Posisi daya saing Indonesia saat ini berada di tingkat 50, turun 5 angka dibandingkan tahun 2018 lalu yang berada di posisi ke-45.
"Masalah fundamental struktural di Indonesia yang memang selama ini pemerintah dan presiden menyampaikan yaitu SDM, di mana mayoritas hanya lulusan SD dan SMP. Dan juga dari kualitas pendidikan yaitu hasil skor kalau dilihat entah tes, talent management memang menunjukkan kemampuan kita perlu ditingkatkan," kata dia, saat ditemui di Pantai Tanjung Pasir, Tangerang, Jumat (11/10).
Dia menjelaskan, memperbaiki kondisi tersebut butuh waktu yang tidak sebentar. Sehingga upaya-upaya yang selama ini telah dilakukan pemerintah terutama dalam 5 tahun terakhir belum mampu mendongkrak daya saing RI.
Anggaran yang digelontorkan di sektor pendidikan pun tidak sedikit. Tahun ini sektor pendidikan mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 505 triliun, dan Rp 508 triliun di tahun depan.
"Kita perlu untuk melakukan betul-betul evaluasi bersama, apa efektifitasnya dan bagaimana memperbaiki hasil dari keseluruhan anggaran yang sudah dialokasikan untuk pendidikan tersebut. Apakah kita perlu perbaiki di semua lini, apakah itu kurikulumnya, proses belajar mengajar, guru, sampai kepada delivery nya. Itu perlu," dia menambahkan.
Selain itu, untuk jangka pendeknya, perbaikan kualitas SDM dapat dilakukan dengan penambahan program vokasi dan training.
Sebelumnya, Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF) baru saja merilis 10 negara dengan daya saing terbaik di dunia. Dalam laporan tersebut, Singapura menduduki peringkat pertama, dengan mengungguli di 103 indikator utama.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) menduduki posisi kedua, tepat di bawah Singapura dalam competitiveness (daya saing) di tingkat global. Kalahnya AS dengan Singapura disebabkan salah satunya terkait kontestasi politik yaitu perang dagang antara AS-China yang berkepanjangan.
China sendiri terlampau jauh dengan AS yakni dalam posisi ke-28 dalam hal daya saing dengan skor 73,9. China juga kalah dengan Malaysia yang berada di peringkat 27.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaProyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Posisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaSelain beras, Sri Mulyani menyebut ada beberapa harga pangan juga mengalami kenaikan, seperti bawang putih 1,9 persen, cabai merah 17 persen.
Baca SelengkapnyaBegini untung rugi Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaUsai rapat bersama Presiden Joko Widodo, Sri Mulyani menyampaikan pemerintah telah menargetkan defisit APBN 2025 maksimal di angka 2,8 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut bagian dari risiko Bea Cukai yang bertugas untuk mengawasi pergerakan barang yang masuk dalam wilayah Indonesia.
Baca Selengkapnya