Sri Mulyani Nilai Kecepatan Pemulihan Ekonomi Bergantung Sensitivitas Gas dan Rem
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menegaskan, pemulihan ekonomi di Indonesia saat ini sangat bergantung kepada kebijakan 'gas dan rem'. Menurutnya, jika gasnya lebih banyak dari pada remnya, maka pemulihan ekonomi dapat berlangsung dengan cepat.
"Kalau lebih banyak nge-remnya, kecepatan untuk majunya kan lebih lambat. Tapi kalau kita lebih banyak nge-gasnya dan lebih sedikit remnya, berarti kita lebih laju," ujarnya di Jakarta, Selasa (15/6).
Bendahara Negara itu mengatakan, jika kondisi ekonomi mulai pulih di tahun ini, maka pada tahun depan pemerintah siap untuk menormalkan kembali kebijakan fiskal. Hal itu dilakukan agar APBN juga turut hadir pada masyarakat dan membantu penanganan Covid-19.
"Makanya kami juga masukkan consideran itu ke dalam kebijakan fiskal. Waktu pemerintah dan DPR setujui APBN 2021, waktu itu Agustus-September, DPR dan pemerintah setuju Covid masih akan jadi faktor, makanya APBN ini ada fleksibilitas, dalam DPR, dalam UU untuk melakukan refocusing," jelasnya.
Selanjutnya
Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkenalkan analogi rem dan gas sebagai gambaran penanganan dampak Covid-19 di sektor ekonomi maupun kesehatan harus seimbang. Presiden Jokowi mengarahkan para kepala daerah untuk melepas gas dengan menggenjot sektor ekonomi agar perekonomian daerah tidak anjlok. Namun bila daerahnya masuk zona merah, maka rem harus diinjak dengan menerapkan PSBB untuk mengendalikan penyebaran Covid-19.
Pada 1 September lalu, Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan, jumlah zona merah menjadi 65 kabupaten/kota. Padahal pekan sebelumnya hanya 32 kabupaten/kota. Pakar epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono mengakui bahwa memang yang punya rem adalah pemerintah daerah masing-masing, namun menurutnya, Presiden Jokowi bisa memegang kendali terhadap kebijakan yang diambil oleh daerah.
"Yang punya rem kan sebenarnya pemerintah daerah. Jadi tektok saja antara pemerintah pusat dan daerah, tapi kan semua tergantung Pak Jokowi. Kalau masih dianggap terkendali, ya silakan saja tapi konsekuensinya di pemerintah pusat sekarang," kata Pandu saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (3/9).
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaData Sri Mulyani: Indonesia Peringkat Ketiga Negara G20 Produksi Emisi Karbon Terendah
Sri Mulyani mengakui bahwa produksi emisi karbon per kapita di Indonesia mengalami tren kenaikan dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Ekonomi Dunia Masih Terpuruk di 2024, Sri Mulyani Ungkap Penyebanya
Ramalan IMF menyebut kondisi ekonomi dunia masih terpuruk.
Baca SelengkapnyaKarir Bergengsi Sri Mulyani Selain Jadi Menteri Keuangan
Posisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaStaf Ahli Wakil Presiden sebut Ketidakpastian Situasi Politik Akibat Pemilu 2024 Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Nurdin optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 berada pada kisaran 5 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Ungkap Resep Ekonomi Indonesia Melesat di Tahun 2024
Sri Mulyani mengakui, saat ini, masih terdapat kesenjangan infrastruktur di antara wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024
Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.
Baca SelengkapnyaRisma Tegaskan Siap Bersaksi di Sidang Sengketa Pilpres 2024: Kalau Sudah Terima Undangan MK Saya Hadir
Empat menteri akan bersaksi adalah Menko PMK Muhadjir Effendy, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, dan Mensos Risma.
Baca Selengkapnya