Sri Mulyani: Ekonomi Syariah Mampu Dorong Perekonomian yang Adil
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi perilisan buku Teks Ekonomi Syariah serta Buku Panduan Magang/Praktik Kerja di Sektor Ekonomi dan keuangan Syariah oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah. Menurutnya, ekonomi dan keuangan Syariah memiliki peran yang semakin penting di dalam perekonomian Nasional, apalagi di dalam kondisi pandemi saat ini.
Dia menjelaskan, dalam rangka memulihkan perekonomian Nasional, ekonomi syariah dapat menjadi pilar utama penopang pemulihan ekonomi. Ekonomi dan keuangan Syariah tidak hanya dapat mempercepat pemulihan ekonomi namun juga untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkeadilan dan sesuai dengan prinsip berkelanjutan.
"Nilai-nilai dari ekonomi Syariah dapat mendorong ekonomi nasional yang adil dan merata di seluruh aspek, mencakup juga sektor pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan ekonomi yang inklusif," kata Sri Mulyani dalam dalam launching buku yang disiarkan melalui kanal Youtube KNEKS, Selasa (29/6).
Selain itu, mekanisme redistribusi syariah adalah suatu sistem jaring pengaman sosial. Di mana secara fundamental keuangan syariah mengajarkan untuk selalu peduli dan memberikan perhatian terutama kepada kelompok yang tidak mampu dan rentan untuk selalu diberikan perhatian yang lebih.
Sehingga langkah-langkah yang diciptakan oleh ekonomi dan keuangan Syariah bisa terus meningkatkan kemampuan kelompok yang lemah, miskin dan rentan, agar mereka bisa mengejar ketinggalan di dalam meningkatkan kemampuan mendapatkan kesempatan yang sama dalam memperkuat ketahanan sosial dan ekonomi islam Indonesia.
"Saya bersyukur KNEKS bersama Bank Indonesia dan 10 universitas di tanah air setelah berhasil menyusun teks program studi atau Prodi S1 ekonomi syariah yang terdiri dari 1 buku pengantar ekonomi Islam, kedua buku ekonomi pembangunan Islam, dan ketiga buku sejarah pemikiran ekonomi Islam," ungkapnya.
Dengan demikian, dia berharap langkah kolaborasi KNEKS dan Bank Indonesia bersama universitas-universitas terkemuka serta asosiasi dari ekonomi Islam Indonesia, bisa terus meningkatkan kontribusi dalam membangun kualitas sumber daya manusia dan membangun sumber-sumber literasi utama yang bisa diadakan di dalam keuangan syariah di Indonesia berikutnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani Pede Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,2 Persen di 2024
Proyeksi pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen itu didorong oleh penyelenggaraan pemilu secara serentak 2024.
Baca SelengkapnyaTepatkah Peringkat Ekonomi Syariah Disebut SGIE? Begini Penjelesannya
SGIE adalah sebuah laporan yang mana dalam laporan tersebut menampilkan peringkat negara-negara yang menerapkan ekonomi syariah.
Baca SelengkapnyaKarir Bergengsi Sri Mulyani Selain Jadi Menteri Keuangan
Posisi Sri Mulyani di kancah internasional itu juga turut berdampak positif terhadap reputasi perekonomian Indonesia.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Sri Mulyani Ungkap Resep Ekonomi Indonesia Melesat di Tahun 2024
Sri Mulyani mengakui, saat ini, masih terdapat kesenjangan infrastruktur di antara wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaKondisi Ekonomi 2024 Masih Suram, Sri Mulyani Bongkar Penyebabnya
Walau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Wanti-Wanti Inflasi Pangan Bisa Ganggu Ekonomi Indonesia
Pergerakan inflasi pangan dapat memberi tekanan besar terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Kasih Keringanan Utang 2.328 'Wong Cilik' di 2023
Kementerian Keuangan memberikan keringanan utang kepada 2.821 debitur.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Tak Kaget Jepang dan Inggris Alami Resesi, Ini Alasannya
Tekanan yang dialami negara-negara maju itu dipengaruhi kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Begini Isi Surat Edaran Sri Mulyani Blokir Belanja Pemerintah Senilai Rp50,1 Triliun
kegiatan yang saat ini diblokir (catatan halaman IV A DIPA) dan diperkirakan tidak dapat dipenuhi dokumen pendukungnya sampai dengan akhir Semester I TA 2024.
Baca Selengkapnya