Sri Mulyani: Defisit APBN Mengecil Jadi Rp873 Triliun
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memprediksi defisit APBN tahun ini lebih rendah dari target yang ditetapkan. Sampai akhir tahun ini, defisit anggaran diperkirakan mencapai Rp873,6 triliun atau 5,2 persen sampai 5,4 persen dari PDB.
Angka ini lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang diprediksi mencapai Rp1.006,4 triliun atau 5,7 persen terhadap PDB.
"Tahun ini (diperkirakan) defisitnya mengecil ke Rp873,6 triliun atau dikisaran 5,2 persen - 5,4 persen," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (17/11).
Turunnya defisit APBN ini dipicu sejumlah indikator. Secara umum, total penerimaan negara yang sampai akhir Oktober menguat menjadi 18,2 persen dari sebelumnya mengalami kontraksi hingga 15,3 persen.
"Ini artinya reborn dan recover," kata dia.
Sri Mulyani merincikan, penerimaan pajak juga tumbuh 15,3 persen dari sebelumnya di tahun lalu mengalami kontraksi 18,8 persen. Selain itu, pendapatan bea dan cukai juga meroket. Tahun lalu hanya tumbuh 5,5 persen, namun tahun ini sudah mencapai 25,5 persen.
Begitu juga dengan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang tahun lalu terkontraksi 16,3 persen. Masih dalam periode yang sama, PNBP tahun ini tumbuh hingga 25,2 persen.
"Ini perkembangan positif dari struktur APBN kita," kata dia.
Dibiayai Berbagai Sumber
Defisit APBN dibiayai oleh berbagai sumber pembiayaan. Salah satunya melalui mekanisme burden sharing antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia.
Untuk tahun ini, kerja sama pembelian SBN di pasar perdana ini telah membantu pemerintah menghemat biaya hingga Rp29 triliun per tahun. Sri Mulyani mengatakan, penghematan tersebut berkat adanya SKB antara Pemerintah dan regulator dalam mendukung pembiayaan program pandemi Covid-19.
"Secara fiskal keringanan ini telah berhasil melakukan penghematan hingga Rp29 triliun per tahun," kata dia mengakhiri.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani: APBN Alami Defisit Rp35 Triliun per 12 Desember 2023
Pendapatan negara sampai 12 Desember 2023 tercatat mencapai Rp2.553,2 triliun.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Mulai Waspadai Harga Beras Naik 7,7 Persen dari Awal Tahun, Ada Apa?
Selain beras, Sri Mulyani menyebut ada beberapa harga pangan juga mengalami kenaikan, seperti bawang putih 1,9 persen, cabai merah 17 persen.
Baca SelengkapnyaKumpulan Komentar Sri Mulyani soal Program Makan Siang Gratis Diusung Prabowo-Gibran
Usai rapat bersama Presiden Joko Widodo, Sri Mulyani menyampaikan pemerintah telah menargetkan defisit APBN 2025 maksimal di angka 2,8 persen.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Tambah Anggaran Bansos Pupuk, Jokowi Perintahkan Sri Mulyani Blokir Uang Belanja K/L hingga Rp50 Triliun
Penambahan anggaran ini diperlukan seiring meningkatnya jumlah petani calon penerima pupuk subsidi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Ingatkan Perjalanan Indonesia Jadi Negara Maju Tidak Mudah, Ini Alasannya
Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai menuju target tersebut bukan perkara gampang.
Baca SelengkapnyaAPBN Surplus Rp22 Triliun, Sri Mulyani: Didorong Pendapatan Negara Rp493 Triliun
Namun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca SelengkapnyaPenerimaan Bea Cukai 2023 Tak Capai Target Gara-Gara Cukai Rokok Naik 10 Persen
"Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama golongan 1 yaitu produsen terbesarnya," ucap Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaADB Ingatkan Kenaikan Harga Beras Bisa Ganggu Perekonomian di Asia-Pasifik
ADB mengingatkan kenaikan harga beras bisa mengganggu perekonomian Asia-Pasifik yang diramal mampu tumbuh 4,9 persen di 2024.
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca Selengkapnya