Sindir BI, Menkeu nilai intervensi Rupiah hanya hamburkan cadev
Merdeka.com - Pemerintah tak khawatir dengan keterpurukan nilai tukar mata uang Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Bahkan, pemerintah merasa tidak perlu bereaksi berlebihan menanggapi jatuhnya nilai tukar Rupiah.
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro menilai, pemerintah dan Bank Indonesia tidak perlu melakukan intervensi untuk meredam kedigdayaan USD terhadap Rupiah. Langkah intervensi, kata Bambang, hanya menghambur-hamburkan cadangan devisa (cadev) negara.
"Untuk apa intervensi, rupiah itu harus realistis, yaitu mencerminkan fundamentalnya, yah. Sekarang ini kondisi terbaik karena dollarnya menguat terhadap semuanya, kalau kita intervensi malah, cuma ngabisin cadangan devisa tapi, nilainya enggak terbantu," papar Bambang di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Rabu (17/12).
Sebelumnya, Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs menuturkan, bank sentral mengaku tidak membiarkan Rupiah terus melemah. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, bank sentral masih mengandalkan cara tradisional yakni menggunakan cadangan devisa untuk mengintervensi pasar uang.
Hingga November 2014, cadangan devisa Indonesia mencapai USD 111,1 miliar. "Cadangan devisa kita masih mampu untuk intervensi rupiah di pasar," kata Peter.
Selain itu, bank sentral juga terus memantau pergerakan dan transaksi di pasar uang. "Kami hajar pihak-pihak yang terlihat bertransaksi besar. Misalnya, mereka itu hanya dua atau tiga orang yang membuat fluktuasi," tegasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah Bayar Utang, Cadangan Devisa Januari 2024 Tersisa Rp2.275 Triliun
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2024 mencapai USD145,1 miliar atau Rp2.275 triliun
Baca SelengkapnyaMengungkap Alasan Bank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan di Februari 2024
Keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Kembali Tahan Suku Bunga Acuan, Ternyata Ini Alasannya
Perry mengatakan, keputusan mempertahankan suku bunga acuan ini untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah dari dampak tingginya ketidakpastian global.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Bank Indonesia Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan di Level 6 Persen
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaInvestasi Mulai Mengalir ke Indonesia, Investor Pantau Hal Ini Usai Pemilu 2024
Saat ini investor cenderung memperhatikan arah kebijakan, kemungkinan perubahan-perubahan di sisi pemerintah yang akan mempengaruhi bisnis.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia Siapkan Uang Tunai Rp197 Triliun untuk Kebutuhan Ramadan dan Lebaran 2024
Rencananya pada lebaran tahun ini pengedaran uang akan dilakukan di 4.675 titik penukaran.
Baca SelengkapnyaBanjir Demak, BRI Peduli Salurkan Makanan Saji Tiap Hari
Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyalurkan bantuan tanggap darurat kepada warga terdampak banjir di Kabupaten Demak.
Baca SelengkapnyaImpor Indonesia di Desember 2023 Turun, Nilainya Hanya USD 19,11 Miliar
Impor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaPatut Dicoba, Begini Resolusi Investasi 2024 untuk Masyarakat Berusia 18-35 Tahun
Masyarakat Indonesia diajak dan diingatkan untuk konsisten dan bijaksana dalam membuat Keputusan investasi.
Baca Selengkapnya