Sentimen global masih ditunggu pasar indeks
Merdeka.com - Mengawali pekan ketiga, pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan masih menunggu sentimen global. Tekanan jual akan memberi sentimen negatif untuk IHSG.
Analis dari Trust Securities, Reza Priyambada mengatakan bahwa hingga kini pelaku pasar pun masih melanjutkan perburuannya terhadap saham-saham pilihan terutama blue chips yang terlihat dari tingginya nilai transaksi pada beberapa saham tersebut termasuk saham pertambangan pun ikut menguat dan membuat indeks pertambangan menjadi salah satu top gainer penopang IHSG.
"Walaupun pemburuan saham blue chips terlihat dapat menopang IHSG, akan tetapi laju IHSG terhambat oleh tekanan jual setelah pembukaan bursa saham Eropa memerah," ujarnya kepada merdeka.com, Jakarta, Senin (15/4).
Dia menambahkan, untuk indeks saham Asia berbalik negatif setelah merespon penurunan harga komoditas. Pelemahan tersebut dipicu penilaian Bloomberg di mana sebanyak 62 persen dari emiten pada indeks MSCI Emerging Market yang telah merilis kinerja sejak 1 April sedikit di bawah estimasi dan laporan IMF terhadap PDB AS tersebut.
Sementara, pasar saham Eropa berakhir negatif di akhir pekan setelah merespons penurunan wholesale price index bulanan dan tahunan Jerman serta kembali mencuatnya masalah pemberian bailout Siprus.
Sedangkan, bursa saham AS gagal bertahan di zona positif setelah rilis penurunan tidak terduga retail sales, harga komoditas, dan consumer sentiment.
Dengan demikian, dia memprediksi IHSG pada hari ini, Senin (15/4) akan berada di kisaran support 4.900-4.935 dan resisten 4.955-4.965.
"Tetapi, dengan adanya tekanan jual membuat tidak dapat bertahan sehingga akan rentan berbalik arah jika kondisi pasar saham global tidak mendukung kelanjutan kenaikan," tutupnya.
Adapun saham-saham yang perlu dicermati pada hari ini, antara lain PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR), PT Semen Gresik (Persero) Tbk (SMGR), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN), PT Global Mediacom Tbk (BMTR), PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG).
(mdk/rin)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim Analis Bareksa merekomendasikan buy on breakout saham ESSA di rentang harga Rp600 hingga Rp640, dengan target harga ambil untung di Rp670 dan Rp710.
Baca SelengkapnyaNilai kapitalisasi pasar IHSG pada Desember 2023 lalu menyentuh Rp11.674 triliun.
Baca SelengkapnyaSecara historikal, di bulan Ramadan volume transaksi IHSG cenderung menurun sekitar 20-40 persen dari biasanya.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Perolehan elektabilitas Prabowo-Gibran masih tinggi ketimbang dua paslon lainnya
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaGuna mengatasi harga beras yang mahal, pemerintah melalui Perum Bulog menyuplai beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar-pasar.
Baca SelengkapnyaSejumlah lembaga survei menyatakan pasangan Prabowo-Gibran unggul dari hasil penghitungan cepat atau quick count.
Baca SelengkapnyaUntuk rinciannya, nilai impor mesin/peralatan mekanis mencapai USD 123,79 juta atau tumbuh 4,52 persen.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga komoditas membuat industri semen tertekan di 2023.
Baca Selengkapnya