Sekelumit masalah saat Terminal 3 Ultimate 'dipaksakan' beroperasi
Merdeka.com - Pengoperasian Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, mulai menuai masalah dan keluhan dari para penumpang. Padahal, terminal ini disebut paling megah dan sekelas dengan Bandara Changi, Singapura.
Ada beberapa masalah dan keluhan dari penumpang, semisal sekitar 12 jam setelah beroperasi sudah ada delay puluhan penerbangan Garuda Indonesia, satu-satunya maskapai yang baru beroperasi di terminal anyar itu. Belum lagi adanya gangguan listrik sehingga mengganggu pelayanan pemanduan lalu lintas udara untuk pergerakan dari dan menuju Terminal 3 Ultimate.
Pengamat Penerbangan, Arista Atmadjati menilai, pemerintah terlalu memaksakan untuk mengoperasikan Terminal 3 Ultimate. Padahal, secara umum IT Sofware penerbangan di terminal tersebut belum sepenuhnya sempurna.
"Mengejar Bandara Changi bagaikan menggantang asap, seolah Terminal 3 Ultimate menjadikan Bandara Soekarno Hatta paling hebat, padahal masih ada terminal 1 dan terminal 2 yang belum diperbaiki, ini merupakan satu kesatuan," ujarnya ketika dihubungi merdeka.com, Jakarta, Rabu (10/8).
Arista memandang, pemerintah terlalu menggampangkan untuk membangun sebuah terminal di bandara tanpa melihat sisi pendukung lainnya, seperti sumber daya manusia, groundhandling, runway dan ATC. Sehingga pembangunan Terminal 3 Ultimate ini seakan dipaksakan untuk beroperasi.
"Kalau bangunan fisik yang memang baik itu di dalam gedung, interior juga, tapi itu gampang. Tapi sistem pendukung lainnya tidak ada, bagaimana mengontrol pergerakan pesawat belum 100 persen, komunikasi SDM ke penumpang. Pemerintah punya cita-cita kurang realitis," ucapnya.
Jika ditelisik, kelayakan pengoperasian Terminal 3 sempat mengundang polemik lantaran Budi Karya, yang ketika itu masih menjadi Direktur Utama PT Angkasa Pura II, ingin mengoperasikan terminal tersebut untuk masa angkutan Lebaran pada akhir Juni lalu. Namun, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan kala itu, menganggap Terminal 3 belum siap digunakan.
Pada pertengahan Juni lalu, Jonan melakukan inspeksi terhadap Terminal 3. Hasilnya, pemerintah belum bisa memberikan izin operasional bagi terminal yang sebelumnya ditargetkan mulai melayani penumpang pada 20 Juni 2016.
"Alasannya, karena masih ada kekurangan yang ditemukan di terminal tersebut, terutama dari segi keselamatan penerbangan," kata Jonan.
Pertama dari sisi udara, dengan apron yang belum steril, adanya pemeriksaan agar tidak ada benda asing yang membahayakan saat pesawat lepas landas maupun mendarat. Kedua, masalah menara ATC, seharusnya para pengawas dapat melihat semua pergerakan di airside dari tower. Bukan hanya pergerakan pesawat, tapi juga orang dan lainnya.
Namun sepekan berselang, Angkasa Pura II mengklaim telah melakukan perbaikan, termasuk untuk fasilitas listrik. Jadi, Terminal 3 sudah siap beroperasi dan tinggal menunggu klarifikasi serta izin dari Kementerian Perhubungan.
Kementerian Perhubungan pun memverifikasi ulang Terminal 3 pada pertengahan Juli 2016. Ada dua tahap, yaitu verifikasi administratif dan verifikasi lapangan. Verifikasi administratif dilakukan mulai 11 Juli lalu. Sementara itu, verifikasi lapangan berlangsung sepekan kemudian.
Nasib pengoperasian Terminal 3 Ultimate menjadi jelas setelah Presiden Joko Widodo melakukan perombakan (reshuffle) kabinet, dengan mencopot Jonan dan digantikan oleh Budi Karya pada 27 Juli lalu. Dua hari kemudian, Budi Karya menyebut Terminal 3 sudah rampung dan siap beroperasi pada 9 Agustus ini lantaran telah memenuhi pembenahan sistem kelistrikan dan penyediaan air traffic controller (ATC) mobile.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bawaslu Kota Serang mencatat ada 32 banner dan baliho bergambar Prabowo-Gibran
Baca SelengkapnyaTransJakarta beroperasi mulai dini hari dari Terminal Pulogebang, Jakarta Timur, untuk mengantisipasi lonjakan arus balik yang tiba di terminal tersebut.
Baca SelengkapnyaJokowi rela menghabiskan anggaran hingga Rp70 miliar untuk membenahi Terminal Leuwi Panjang.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Jokowi menekankan pentingnya pengembangan transportasi umum sebagai upaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi.
Baca SelengkapnyaMenhub Budi Karya Sumadi memastikan kesiapan pelayanan angkutan penumpang Lebaran di Bandara ]asional Soekarno-Hatta
Baca SelengkapnyaBandara IKN punya luas terminal 7.350 m2 dan luas area bandara 347 ha.
Baca SelengkapnyaPenetapan Bandar Udara Internasional dapat memperkuat sektor penerbangan nasional.
Baca SelengkapnyaKeamanan bagasi penumpang Bandara Kansai berhasil karena sistem yang cermat, teliti dan teratur pada operator bandara.
Baca SelengkapnyaTerminal Leuwi Panjang memiliki kantor pelayanan Samsat yang melayani pengurusan surat-surat seperti SIM, STNK, hingga BPKB.
Baca Selengkapnya