Sejak Diakuisisi Kookmin Bank, Harga Saham Bukopin Telah Naik Hingga 245 Persen
Merdeka.com - President Director Bank Bukopin, Rivan A. Purwantono mengatakan dengan resminya KB Kookmin Bank sebagai Pemegang Saham Pengendali (PSP) harga saham perseroan meningkat 245,70 persen dalam kurun waktu kurang dari 5 bulan. Tercatat penutupan harga saham Perseroan hingga sebelum dilaksanakannya RUPSLB, yaitu tanggal 21 Desember 2020, mencapai Rp610.
"Ini merupakan harga saham tertinggi selama 3 tahun terakhir," kata Rivan dalam Agenda Public Expose Bank Bukopin, Selasa (22/12).
Rivan menyebut harga saham Perseroan mengalami kenaikan secara konsisten sejak KB resmi menjadi PSP Perseroan pada akhir Juli 2020. "Rally tersebut berlanjut di hari ini, 22 Desember 2020," katanya.
Bank Bukopin, di 2020, sukses menuntaskan dua Aksi Korporasi untuk penambahan modal secara berturut-turut melalui penerbitan saham baru dalam skema Penawaran Umum Terbatas melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang berlangsung pada Juli 2020.
Serta dilanjutkan penerbitan saham baru dalam skema Penambahan Modal Tanpa HMETD, yang dituntaskan pada 2 September 2020.
Pasca kedua penambahan modal tersebut, ekuitas naik menjadi Rp 10,2 triliun dan rasio permodalan Perseroan pun membaik dari 12,59 persen pada Desember 2019 ke 16,34 persen per akhir September 2020.
Pada komposisi pemegang saham, KB Kookmin Bank resmi menjadi Pemegang Saham Pengendali dengan kepemilikan 67 persen. Di tengah ketatnya persaingan ditambah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlanjut, proses transformasi ini tetap mendapatkan dukungan penuh dari KB Kookmin Bank sebagai PSP.
"Pasca resmi menjadi PSP, KB Kookmin Bank telah memberikan dampak positif terhadap kinerja bisnis perusahaan, khususnya dalam hal permodalan, perbaikan proses internal, dan pengawasan," pungkasnya.
Bukopin Optimistis Ekonomi RI 2021 Mulai Membaik
PT Bank Bukopin Tbk atau KB Bukopin optimistis kinerja perbankan di 2021 akan membaik. Lantaran di kuartal IV 2020 sudah terlihat ada perbaikan perekonomian di berbagai sektor termasuk perbankan.
"Kami selalu mengupayakan perbaikan agar kedepannya Bank Bukopin atau KB Bukopin akan tumbuh secara berkelanjutan, ini yang paling penting kita optimis tahun 2021 laporan kinerja akan membaik dan manajemen dan sistem transformasi yang sedang berjalan akan meningkatkan di seluruh aspek perseroan," kata Rivan.
Menurutnya, sampai hari ini pun belum jelas kapan pandemi covid-19 ini akan selesai. Kendati begitu dirinya optimistis dengan adanya penerapan new normal dan vaksin bisa mendorong perbaikan di sektor ekonomi termasuk perbankan.
"Tidak hanya pemerintah yang gencar memulihkan perekonomian, kita pun sebagai pelaku ekonomi tentunya berupaya memaksimalkan dan menjaga kestabilan keuangan kita mulai dari skala rumah tangga hingga skala korporasi," ujarnya.
Dirinya percaya bahwa ke depan perekonomian nasional akan membaik seiring dengan perbaikan kesadaran di sektor kesehatan masyarakat. "Saat ini bank Bukopin terus melakukan upaya penguatan fundamental bisnis dan perusahaan, serta tantangan demi tantangan kami hadapi dan berhasil kami lalui, karena prinsip kami adalah jangan pernah menyerah," ungkapnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penjualan saham ini tidak hanya akan memperkuat struktur keuangan perusahaan, tetapi juga memperluas jaringan bisnis.
Baca SelengkapnyaMeski demikian, Amalia tidak menyebutkan besaran andil inflasi kenaikan cukai rokok hingga 10 persen di tahun ini.
Baca SelengkapnyaPadahal Pemerintah gencar membagikan bantuan sosial (bansos) pangan berupa beras.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Kenaikan suku bunga oleh BI akan memberikan sederet dampak rambatan terhadap pelaku usaha ritel.
Baca SelengkapnyaPenyaluran pembiayaan juga mengalami kenaikan sebesar 27,75 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMengutip data Bloomberg, nilai tukar Rupiah diperdagangkan di level Rp16.255 per USD pada Senin (29/4).
Baca SelengkapnyaSaat ini, suku bunga diproyeksi sudah berada di puncak. Ini merupakan momen yang tepat untuk mengunci imbal hasil tinggi dan stabil.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga acuan demi menguatkan stabilitas rupiah.
Baca SelengkapnyaPer 20 Februari 2024, nilai tukar Rupiah kembali menguat 0,77 persen secara poin to poin (ptp) setelah pada Januari 2024 melemah 2,43 persen.
Baca Selengkapnya